Pesawat Gigantik Badan Dua Stratolaunch M351 Roc Sukses Lakukan Hi-Speed Taxi

Peluncur roketStratolaunch Systems

ANGKASAREVIEW.COM – Setelah diluncurkan ke luar hangar untuk pertama kalinya pada 31 Mei 2017, pesawat gigantik badan dua peluncur roket ruang angkasa Stratolaunch telah mengalami serangkaian pengujian darat. Uji hi-speed taxi pertama telah sukses dilakukan pada 24 Februari 2018 dengan kecepatan 46 mph (74 km/jam). Lalu puncaknya pada 22 Oktober lalu dengan berlari kencang hingga 90 mph (145 km/jam).

Keberhasilan hi-speed taxi ini menjadikan Stratolaunch siap melangkah ke jenjang selanjutnya yang dinantikan, yakni penerbangan perdananya.

Namun demikian, ini baru tahap awal. Akan ada pengujian lebih lanjut selama beberapa bulan mendatang. Diharapkan, penerbangan perdana pesawat raksasa berbadan ganda (twin body) ini baru berlangsung dalam kurun antara 12-18 bulan ke depan.

Sobat AR, sayangnya keberhasilan hi-speed taxi tak disaksikan sang penggagas Paul G. Allen yang telah meninggal dunia pada 15 Oktober 2018. Paul G. Allen adalah sosok masyhur yang juga dikenal sebagai pendiri Microsoft bersama rekannya Bill Gates.

Pada Desember 2011, Paul G. Allen mendirikan Stratolaunch Systems Corp. di Seattle, Washington sebagai sebuah perusahaan transportasi ruang angkasa yang bergerak dalam peluncuran roket di lepas dari udara ke sistem orbit.

Untuk mewujudkan impiannya yang telah terbentuk sejak kanak-kanak itu, Allen berkolaborasi dengan desainer sekaligus insinyur pesawat terbang kenamaan Burt Rutan pemilik perusahaan Scaled Composites. Burt Rutan dipercaya membangun pesawat raksasa Stratolaunch sebagai penggendong sekaligus peluncur roket dari angkasa yang didasarkan pengalamannya membuat pesawat SpaceShipOne.

Sistem peluncuran roket berbasis udara (terbang) ini memiliki tiga komponen utama. Yang pertama adalah pesawat induk (mother ship), ke-2 multi-stage payload atau wahana peluncur berupa roket atau pesawat ulang alik mini, dan yang ke-3 adalah MIP (Mating & Integration System). Sistem yang terakhir digarap oleh Dynetics sebagai integarsi sistem roket maupun wahana ulang-alik mini ke pesawat induk yang dapat menangani beban hingga 250 ton.

Peluncur roketStratolaunch Systems

Sang pesawat induk Stratolaunch memiliki rentang sayap melebihi panjang lapangan sepak bola, yaitu mencapai 117 m. Sayap ini mengintegrasikan dua badan kembarnya yang memiliki panjang 73 m. Untuk menopang badannya yang super besar ini, di setiap badan pesawat tersedia 12 roda pendarat utama dan dua roda depan di bawah dagu pesawat. Total terdapat 28 roda di kedua pesawat ini.

Untuk menerbangkan Stratolaunch dengan bobot terbang maksimum (MTOW) hampir 590 ton, digunakan enam mesin turbofan Pratt & Whitney PW4000 masing-masing berkekuatan dorong 252 kN.

Stratolaunch ditangani oleh tiga personel terdiri dari pilot, kopilot, dan flight engineer. Semua awak pesawat ini berada di badan pesawat sebelah kanan, sedangkan badan pesawat yang sebelah kiri kosong dan tidak bertekanan (unpressurized). Badan pesawat yang sebelah kiri ini digunakan untuk menempatkan sistem data penerbangan.

Untuk ancang-ancang membumbung ke angkasa dibutuhkan landas pacu sepanjang 3.700 m. Selanjutnya Stratolaunch akan melepaskan roket pembawa satelit atau wahana ulang-alik mini pada ketinggian 11.000 m dengan kecepatan terbang maksimum 853 km/jam. Jangkauan terbang Stratolaunch saat melaksanakan misi peluncuran di udara mencapai 2.200 km dan 4.630 km untuk terbang jelajah biasa.

Sobat Angkasa Review, Scaled Composites memberikan kode resmi M351 untuk pesawat Stratolaunch dan memberikan nama panggilan ‘Roc” yakni nama burung dalam cerita mitologi tokoh Sinbad yang sanggup menerbangkan seekor gajah.  Bila tak ada aral melintang, ‘Roc’ akan menjalani penerbangan perdana tahun 2019 dan melaksanakan peluncuran roket komersial pertama setahun berikutnya.

Rangga Baswara Sawiyya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *