Cari Calon Pengganti Bell AH-1F, Tujuh Heli Serang Berebut Hati Puspenerbad Thailand

puspenerbad thailandDefense Studies

ANGKASAREVIEW.COM – Puspenerbad Thailand (Royal Thai Army Aviation Centre) sedang bersiap untuk memperoleh setidaknya enam helikopter serang baru untuk menggantikan armada Bell AH-1F Huey Cobra yang usianya telah semakin menua. Sebanyak tujuh heli serang kenamaan pun berebut hati Puspenerbad Thailand agar diakuisisi tahun depan.

Soal rencananya pengadaan heli serang pengganti tersebut, pendanaannya akan masuk pada anggaran pertahanan tahun 2019 mendatang.

Menukil laman IHS Jane’s (Kamis, 14/6/2018), pada Selasa (12/6/2018) pekan lalu Komandan Puspenerbad Thailand Mayjen Weerayuth Intaworn menggelar konferensi pers dan mengkonfirmasi bahwa pihaknya membentuk komite pengadaan khusus untuk mengevaluasi proposal dari beberapa negara.

Intaworn menyebutkan, ada sekitar tiga armada yang akan dinonaktifkan dalam waktu dekat.

Baca Juga:

F-5ST Super Tigris, Harimau Tua Berdarah Muda Andalan AU Kerajaan Thailand

TNI AU Akan Ganti C-130B dengan Pesawat Sekelas Il-76/A-400M/C-17

Kandidat yang sedang ditinjau tersebut adalah helikopter Mil Mi-28 Havoc, Kamov Ka-52 Alligator, Bell AH-1Z Viper, Boeing Ah-64 Apache, Tiger (EC665) besutan Airbus Helicopters, AgustaWestland AW129 Mangusta pabrikan Leonardo dan Harbin Z-19 Black Whirlwind yang diproduksi Harbin Aircraft Industry Group dari China.

Puspenerbad Thailand berbasis di Lopburi, yang merupakan pangkalan udara utama. Dari delapan satuan yang bermukim di pangkalan ini, Kompi Mobud 3 (bahasa Thai: Gong Bin Pee-ak Moon Tee Sam) adalah sang operator Huey Cobra yang berjumlah hanya beberapa unit saja. Setidaknya, kompi ini telah mengoperasikan AH-1F sejak awal dekade 1990.

Tak hanya berisi skadron udara tempur, pangkalan ini juga dilengkapi pusat pelatihan, sekolah teknik, perawatan pesawat dan penyimpanan pesawat.

Sejujurnya kebutuhan helikopter serang sudah lama dirasakan divisi udara AD Thailand ini. Namun pasokan dana yang tidak memadai menjadi sebab tertahannya langkah untuk mengakuisisi armada baru.

Intaworn menjabarkan, pada anggaran pertahanan tahun 2019, pengeluaran militer ditaksir sebesar THB227.67 miliar (setara 7.1 miliar dolar AS). Dokumen resmi tersebut menunjukkan bahwa pengeluaran militer negaranya meningkat THB9.16 miliar atau 4.2% dari belanja pertahanan aktual tahun 2018.

(ERY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *