TS-8 Bies adalah pesawat modern pertama yang dirancang Polandia setelah Perang Dunia II. Desain semi monokok dan seluruh tubuhnya telah menggunakan metal, namun masih menggunakan bilah baling-baling berbahan kayu. TNI AU pernah memiliki pesawat yang dijuluki “Setan” ini.
by RANGGA BASWARA SAWIYYA | ANGKASA REVIEW
Saat itu Angkatan Udara Polandia membutuhkan pesawat latih baru yang lebih tangkas untuk menggantikan pesawat latih LWD/WSK Junak 1 dan Junak 2 buatan dalam negeri serta Yakovlev Yak-11 Moose buatan Uni Soviet.
Perancang utamanya adalah insinyur andal asal Polandia, Tadeusz Soltyk, yang inisialnya menjadi nama depan rancangannya. Mulai dari TS-7 Chwatbut yang kelak bersalin nama sebagai TS-9 Junak 3 setelah disempurnakan desainnya.
Proyek TS-8 mulai digarap tahun 1953. Dua tahun kemudian purwarupa pertama terbang perdana pada 23 Juli 1955. Purwarupa kedua sempat ditampilkan pada pameran Paris Air Show tahun 1957. Total tiga purwarupa TS-8 dihasilkan.
Selanjutnya, dimulailah pesawat praproduksi sebanyak 10 unit yang mendapat julukan resmi sebagai TS-8 BI. Versi ini kemudian disempurnakan kembali dan didefinisikan sebagai TS-8 BII. Produksi massalnya dilaksanakan di WSK Mielec mulai tahun 1958 hingga 1960. Rotal 231 unit TS-8 BII dibuat.
TS-8 BII ditenagai sebuah mesin radial WN-3 7 silinder yang dibuat oleh Narkiewicz berdaya 330 hp. Kecepatan maksimumnya mencapai 315 km/jam, ketinggian terbang hingga 5.900 m dengan jangkauan sejauh 620 km.
SPESIFIKASI PZL TS-8 BII Bies
Awak : 2 (instruktur dan kadet). Panjang: 55 m. Rentang Sayap: 5 m. Tinggi: 3 m. Berat kosong: 1.292 kg. MTOW: 1.672 kg. Mesin : 1 X Narkiewixz WN-3 7 cylinder radial engine. Daya: 330 hp. Kecepatan maksimum: 315 km/h. Ketinggian terbang: 5.900 m. Jarak tempuh: 620 km.
Sebelum dihentikan produksinya, PZL masih berusaha untuk meningkatkan kinerja TS-8 dengan memasang sistem avionik baru. Namun, hanya 10 unit saja yang diproduksi. Versi paling maju ini mendapat julukan TS-8 BIII.
Meski kinerja mumpuni dan perawatan yang tak rumit, pengguna pesawat ini hanya terbatas pada AU Polandia saja. TS-8 mulai ditarik dari dinas pada pertengahan tahun 1960-an dan digantikan perannya oleh jet latih PZL TS-11 Iskra. Lebih dari 100 pesawat dihibahkan ke penerbangan sipil (klub aerosport) dan masih terlihat terbang hingga tahun 1978.
Secara keseluruhan pesawat TS-8 terlihat biasa saja. Meski menyandang nama Bies yang dalam bahasa tradisional Polandia berarti iblis (setan), pesawat latih dasar ini tak dilengkapi senjata sama sekali. Memang, pernah dibuat satu unit varian bersenjata senapan mesin kaliber 12,7 mm dan dilengkapi sebuah cantelan di sayapnya untuk membawa bom kecil.
Yang menarik dari TS-8 ini adalah karena Indonesia sebagai satu-satunya negara asing di luar Polandia yang memiliki pesawat ini. TNI AU pernah mendapatkan dua unit TS-8 BII milik AU Polandia. Pesawat didatangkan bersamaan dengan helikopter ringan SM-1 dan pesawat tempur Lim-5 (MiG-17) dari Polandia antara tahun 1958-1959.
Kala itu TNI AU mendatangkan TS-8 BII sebagai salah satu pesawat evaluasi untuk menggantikan pesawat latih dasar AT-6 Harvard. Namun kelak, akhirnya T-34 Mentor buatan Beechcraft yang terpilih.
Beruntung, satu unit TS-8 BII tersimpan dengan baik di Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala, Yogyakarta. Pesawat tersebut menyandang nomor registrasi STUPA 01. Sebuah penamaan yang tak lazim karena STUPA adalah singkatan dari Sekolah Teknik Udara Perwira. ***