ANGKASAREVIEW.COM – Dua jet tempur F-15 milik Angkatan Udara Israel (IAF) telah meluncurkan delapan rudal dalam serangan ke Pangkalan T4 di Suriah, Senin (9/4/2018). Demikian Kantor Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan.
Tiyas Air Base atau biasa disebut Pangkalan T4 yang berada di luar kota Palmyra, Provinsi Homs, Suriah Tengah telah diserang lagi. “Pangkalan itu diserang pada pagi hari sekira pukul 03.25 hingga 03.53 waktu Moskow,” tulis kementerian pertahanan.
Ditambahkan, serangan oleh F-15 itu dilaksanakan dari wilayah udara Lebanon.
Lima dari delapan rudal berpemandu yang diluncurkan, berhasil disergap oleh sistem pertahanan udara Suriah. Sementara tiga lainnya lolos dan menghancurkan bagian barat pangkalan tersebut.
“Tiga rudal mencapai bagian barat lapangan udara. Tidak ada penasihat militer Rusia di antara mereka yang terluka.”
Sebelumnya pada Februari lalu, Israel juga telah melakukan pengeboman ke pangkalan udara T4.
Saat ditanya oleh Sputniknews, Kedutaan Besar Israel di Rusia menolak mengomentari pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia tentang serangan udara ke pangkalan udara T-4 Suriah. “Tidak ada komentar,” kata atase pers misi diplomatik Alex Gandler.
Pasukan Pertahanan Israel juga menolak mengomentari pernyataan yang dibuat oleh Kementerian Pertahanan Rusia. “Kami tidak berkomentar mengenai hal itu,” kata Juru Bicara IDF Jonathan Conricus.
Kementerian Pertahanan dan Kementerian Luar Negeri Rusia mendesak Israel untuk memberikan penjelasan atas serangan udara di fasilitas militer Suriah.
Untuk diketahui, IAF memiliki lebih 50 jet tempur F-15 Eagle terdiri dari F-15A/B/C/D yang dimiliki sejak tahun 1976. Pada 1995, kawanan Eagle ini ditingkatkan kemampuannya menjadi F-15 Baz (Falcon).
Di sekitaran tahun itu pula Israel kembali menambah jumlah F-15 sebanyak 25 unit dengan varian yang lebih canggih yaitu F-15E Strike Eagle. Berbeda dengan Strike Eagle lainnya, F-15E untuk Israel pun dilengkapi beragam avionika canggih buatan negeri itu. Israel memberi kode dan nama pesawat ini F-15I Ra’am (Thunder). (RON)
Kasihan bener nasib suriah, setelah di acak2 ISIS, militer negara lain ikut ngacak2 negara tsb,
seperti nggak punya kedaulatan saja, semoga kita ga seperti itu.
Kalo tdk ada pangkalan militer rusia di suriah bisa dipastikan assad akan bernasib sama spt Muamar khadafy, Saddam husein, dll. Suriah lebih tdk berdaulat lg kalo boneka2 penjajah kapitalis-zionis berkuasa.
Kita sdh tdk berdaulat scr politik, ekonomi hingga saat ini sjk investor kapitalis global thn 67 mendikte pemerintah.
Klo kondisi suriah dalam keadaan baik/tidak hancur akibat perang mungkin bisa dibalas itu serangannya siroil.