ANGKASAREVIEW.COM – Sektor pariwisata nasional merupakan salah satu leading sector perekonomian nasional dalam Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini. Sektor pariwisata mempunyai target melayani pergerakan 20 juta wisatawan mancanegara pada tahun 2019.
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) telah bersama mendukung program pariwisata yang menjadi leading sector dan merupakan salah satu prioritas pembangunan nasional, di samping sektor pangan, energi, maritim dan sektor kawasan industri serta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
“Untuk itu disiapkan kolaborasi antara regulator dan operator penerbangan sehingga sektor penerbangan bisa berkembang dengan baik dan mendukung konektivitas serta pergerakan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun domestik,” ungkap Dirjen Perhubungan Udara Agus Santoso saat menjadi pembicara kunci pada acara Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata hari ini, (Rabu, 14//2/2018) di Jakarta.
Dalam FGD yang mengangkat topik “Menjawab Tatangan Konektivitas Udara Tahun 2018 melalui kolaborasi 3A (Authority, Airport–Airnav dan Airline)”, Agus juga menyebutkan bahwa pihaknya dari sektor transportasi udara yang notabenenya adalah pintu gerbang dan sarana konektivitas antar kota, antar provinsi maupun antar pulau bagi wisatawan domestik maupun mancanegara akan siap sedia sekuat tenaga untuk mendukung tercapainya target tersebut dalam koridor kerja sama bidang atraction, amenity and accesibility wisata.
Dalam sektor pariwisata global, penerbangan merupakan pilihan utama bagi para wisatawan untuk melakukan perjalanan. Apalagi untuk wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan, di mana pergerakan wisatawan dan masyarakat dengan cepat hanya bisa dilakukan dengan penerbangan. Hal tersebut dibuktikan dengan jumlah penumpang pesawat udara nasional yang selalu tumbuh tiap tahun dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 11 persen.
“Untuk mengantisipasi hal itu kami juga telah menyiapkan dan terus melakukan pembangunan, pengembangan maupun pengecekan berulang-ulang, baik dari segi infrastruktur, armada transportasi, navigasi penerbangan hingga pengelolaan sumber daya manusia dan industri-industri yang bergerak dalam bidang penerbangan yang kami sebut sebagai 4A (Airport, Airlines, Air Navigation dan Aircraft Manufacturer). Hal tersebut untuk memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan di sektor penerbangan nasional,” tarangnya.
Sinergi pengembangan konektivitas udara dalam mendukung pariwisata tersebut juga diharapkan dapat menciptakan kemandirian bagi daerah-daerah di Indonesia sesuai Cita ke-7 dalam program Nawacita, yaitu “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik”.
Baca Juga:
Garuda Indonesia Siap Dukung Visit Wonderful Indonesia
Wow! Sembilan Bandara Baru Akan Resmi Dioperasikan Tahun Ini
Dalam hal kolaborasi 3A, dari unsur Authority, Ditjen Perhubungan Udara saat ini banyak melakukan kerja sama luar negeri dengan membuka destinasi baru guna mendorong wisatawan asing untuk masuk ke Indonesia. Pada sisi lain Ditjen Perhubungan Udara juga memberi kemudahan akses masuk bagi pesawat asing yang merupakan pasar utama seperti China, Australia, India dan Eropa serta mendorong terbentuknya bandara internasional.
Dari unsur Airport dan Airnav, Ditjen Perhubungan Udara mendorong pengelola bandara baik UPBU, Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II untuk mengembangkan fasilitas baik kapasitas terminal maupun peningkatan pelayanan pada bandara. Selain itu, ditingkatkan juga fungsi sarana dan prasarana maupun pelayanan dari personil bandara dalam menyapa para pengunjung.
Pengelola bandara juga didorong untuk aktif berkoordinasi dengan Airnav Indonesia untuk mengupayakan penambahan rute internasional pada bandara-bandara yang menjadi favorit bagi pengunjung domestik dan asing terutama pada daerah yang memiliki potensi wisata.
Dari unsur Airlines, Ditjen Perhubungan Udara mendukung promosi potensi rute baru yang strategis dan pengembangan pesawat charter menuju destinasi-destinasi wisata selain ke Bali.
“Saya berharap penyelenggaraan Focus Group Discussion hari ini memberikan efek positif dalam upaya mendukung konektivitas pariwisata sebagai leading sector di Indonesia melalui pemaparan dari masing-masing unsur, baik dari segi penerbangan maupun pariwisata. Saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, baik yang telah berkolaborasi dan bersinergi dengan baik selama ini, baik dari sektor pariwisata maupun transportasi udara sehingga kedua sektor dapat berkembang dengan baik dan mendukung perkembangan perekonomian nasional,” pungkasnya. (ERY)