AIRSPACE REVIEW – Sebuah foto yang beredar di media sosial baru-baru ini memperlihatkan seorang tentara Kamboja membawa senapan runduk (sniper rifle) kelas berat atau senapan runduk ‘gajah’ yang terbilang canggih dan berkekuatan besar.
Senjata tersebut teridentifikasi sebagai QLU-10 buatan China, sebuah senapan anti-materiel (Anti-Material Rifle/AMR) yang dirancang untuk tugas-tugas berat.
Kode QLU tampaknya menunjukkan versi ekspor. Di dalam negeri China sendiri, senapan ini lebih dikenal dengan kode QBU-10.
Huruf Q merupakan singkatan dari Qīng Wŭqì (Senjata Ringan), B dari Bùqiāng (Senapan), dan U dari Jūjī (Penembak Jitu, huruf U biasa digunaka sebagai kode untuk sniper rifle). Sedangkan angka 10 menandakan produk ini diperkenalkan sekitar tahun 2010.
Secara harfiah QBU-10 berarti Senapan Jitu Ringan Model 2010.
Kehadiran QLU-10 dalam inventaris tentara Kamboja bukan sekadar penambahan senjata baru, melainkan indikasi nyata dari modernisasi kemampuan serangan presisi jarak jauh Kamboja, khususnya melalui kemitraan pertahanan dengan Beijing.
Senapan QLU-10, yang juga dikenal sebagai Type 10 dalam beberapa dokumentasi, dirancang China untuk menjembatani kesenjangan antara senapan runduk kaliber standar dengan senjata anti-materiel kaliber besar.
Senapan berkaliber 12.7 x 108 mm ini merupakan senapan semi-otomatis dan dioperasikan dengan tipe aksi gas-operated.
Konfigurasinya didesain sebagai Bullpup, sehingga memungkinkan laras panjang namun tetap ringkas.
Senjata ini memiliki peran utama untuk menghancurkan sasaran keras, termasuk kendaraan lapis baja ringan, perlengkapan komunikasi, radar, helikopter yang sedang parkir, dan personel jarak jauh.
Penggunaan amunisi kaliber 12,7 x 108 mm merupakan salah satu kunci utama senapan runduk ini. Kaliber ini, setara dengan kaliber .50 BMG (12.7 x 99 mm NATO) yang digunakan oleh blok Barat. Amunisi ini memiliki daya tembus dan jangkauan yang jauh lebih unggul dibandingkan senapan runduk standar.
Amunisi ini juga memungkinkan penembak untuk menetralkan target keras pada jarak yang aman.
Dalam gambar yang beredar, senapan runduk Type 10 yang dibawa prajurit Kamboja itu juga terlihat dilengkapi dengan teropong Siang Hari/Termal QMH151A. Teropong jenis ini adalah komponen penting dalam operasi malam hari atau kondisi visibilitas rendah.
Saat digunakan pada siang hari, teropong ini berfungsi sebagai teropong konvensional dengan perbesaran tinggi untuk penembakan jarak jauh yang akurat.
Sementara saat digunakan pada malam hari, mode termal pada teropong tersebut akan mengubah radiasi panas (inframerah) yang dipancarkan objek menjadi gambar yang terlihat. Hal ini memungkinkan penembak untuk mendeteksi musuh atau sasaran tersembunyi bahkan dalam kegelapan total, kabut, atau melalui vegetasi ringan.
Dengan kata lain, integrasi teropong QMH151A menjamin efektivitas tempur QLU-10 tidak terbatas pada siang hari saja, melainkan memberikan tentara Kamboja kemampuan 24 jam dalam segala cuaca.
Senapan QBU/QLU-10 menggunakan amunisi khusus jenis PELE (Penetrator with Enhanced Lateral Effect).
Peluru ini dirancang untuk menembus lapisan pelindung, kemudian zat inert di dalamnya menciptakan gelombang kejut bertekanan yang menghasilkan serpihan tajam (shrapnel) di belakang lapisan pelindung, sehingga memberikan efek penghancuran yang lebih besar pada sasaran di dalamnya, termasuk awak kendaraan.
Sejauh ini, selain digunakan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), negara lain yang diketahui menggunakan senapan runduk berat ini adalah Kamboja dan Turkmenistan. (RNS)

