AIRSPACE REVIEW – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kapasitas kendaraan bawah air otonom (AUV) bertenaga nuklir Rusia, 2M39 Poseidon, secara signifikan melampaui rudal balistik antarbenua RS-28 Sarmat.
Hal itu disampaikan Putin dalam pertemuan dengan para prajurit Rusia.
Orang nomor satu di Federasi rusia itu menekankan bahwa personel militer perlu mengetahui segala hal tentang senjata canggih yang sedang dikembangkan Rusia.
“Kalian berjuang di garis depan, mempertaruhkan nyawa kalian. Dan kalian tentu memikirkan untuk apa kalian melakukannya dan sejauh mana bangsa ini mampu melanjutkan upaya kalian,” ujar Putin dikutip TASS.
Ia menambahkan, Rusia bergerak maju meningkatkan kemampuan pertahanannya untuk menjadi lebih kuat. “Ini adalah beberapa elemen yang terkait dengan pekerjaan ini,” tandas Putin.
2M39 Poseidon (NATO: Kanyon) merupakan drone bawah air antarbenua yang dipersenjatai nuklir.
AUV ini ditenagai reaktor nuklir mini yang ringkas. Poseidon memiliki jangkauan operasional yang hampir tak terbatas dan kemampuan untuk melintasi lautan tanpa perlu muncul ke permukaan.
Diperkirakan, Poseidon membawa hulu ledak nuklir dengan hasil ledakan sekitar 2 megaton atau lebih dari itu. Poseidon juga dapat membawa hulu ledak konvensional.
Ukurannya yang sangat besar, sekitar 20-25 m dan diameter 1,5 hingga 2 m, menjadikannya salah satu “torpedo” terbesar yang pernah dikembangkan.
Kanyol dapat beroperasi secara otonom tanpa awak di kedalaman hingga 1.000 m di bawah permukaan air. Senjata ini akan mengikuti jalur yang telah diprogram menuju target secara independen.
Untuk Menangkal Sistem Pertahanan Rudal Balistik AS
Rusia merancang dan membuat Poseidon AUV untuk menangkal sistem pertahanan rudal balistik AS dan memastikan kemampuan negara untuk mengatasi sistem semacam itu.
Media pemerintah Rusia melaporkan, sistem senjata ini akan meledak di lepas pantai kota musuh untuk menciptakan tsunami radioaktif besar-besaran.
Ledakan tersebut akan mencemari area pesisir yang luas dengan radiasi jangka panjang, membuatnya tidak dapat dihuni selama beberapa dekade.
Selain menghancurkan kota, Kanyon dirancang untuk menghancurkan aset militer utama, khususnya pangkalan angkatan laut yang diperkuat dan gugus tugas kapal induk. Satu ledakan dapat melenyapkan seluruh pangkalan armada.
Beroperasi jauh di bawah air, Poseidon sulit untuk dideteksi sistem pertahanan rudal antibalistik musuh. Putin menyebut tidak ada cara untuk mencegatnya.
Poseidon Diluncurkan oleh Kapal Selam Belgorod
Poseidon AUV dapat diluncurkan dari kapal selam bertenaga nuklir Rusia K-329 Belgorod. Kapal selam Oscar II (Project 949A Antey) ini telah dimodifikasi secara ekstensif, antara lain diperpanjang untuk dapat menampung dan meluncurkan hingga enam Poseidon.
Poseidon diluncurkan melalui tabung khusus yang dipasang di haluan Belgorod.
Rusia mengklaim, 2M39 Poseidon disiapkan sebagai senjata untuk melakukan serangan balasan yang dahsyat dan mematikan terhadap musuh. (RNS)

