AIRSPACE REVIEW – Ukraina mengumumkan pengembangan rudal jelajah Flamingo yang dirancang oleh perusahaan Ukraina, Fire Point.
Rudal ini diklaim mampu menjangkau jarak hingga 3.000 km dan dapat diandalkan untuk serangan jarak jauh Ukraina.
Perusahaan mengatakan, perancangan rudal ini didasarkan pada tiga prioritas, jangkauan, massa hulu ledak, dan peluncuran cepat.
Secara tampilan, Flamingo memiliki kemiripan dengan rudal FP-5 yang dikembangkan oleh perusahaan Milanion yang berbasis di Uni Emirat Arab.
Kedua sistem memiliki karakteristik yang sama, seperti lebar sayap 6 meter, berat peluncuran sekitar 6.000 kg, dan hulu ledak seberat sekitar 1.000 kg.
Kedua rudal juga menggunakan sistem panduan gabungan, termasuk navigasi satelit yang tahan terhadap gangguan elektronik.
Flamingo juga dapat diluncurkan dari peluncur rel yang terpasang pada trailer dua poros, dengan pendorong roket berbahan bakar padat tambahan yang terpasang di bawah badan pesawat.
Kecepatan maksimum Flamingo diperkirakan mencapai 950 km/jam, dengan kecepatan jelajah antara 850 dan 900 km/jam.
Batas operasionalnya sekitar 5 km, dan jangkauan terbangnya diperkirakan hingga empat jam.
Waktu persiapan peluncuran bervariasi antara 20 dan 40 menit, tergantung pada sumber daya yang tersedia.
Sistem lengkap ini mencakup rudal, pendorong berbahan bakar padat, peluncur, stasiun kendali darat, kontainer pengangkut, dan peralatan pendukung.
Produksi massal Flamingo dianggap sebagai tonggak penting dalam strategi pertahanan Ukraina, yang memungkinkannya melancarkan serangan jarak jauh secara mandiri, tanpa bergantung pada pasokan eksternal.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menekankan pentingnya produksi senjata dalam negeri.
Ia mengatakan, lebih dari 40 persen senjata yang digunakan di garis depan kini diproduksi di Ukraina, termasuk lebih dari 95 persen drone yang digunakan di medan perang. (RNS)

