AIRSPACE REVIEW – Pilot tempur dan teknisi Angkatan Udara Argentina (FAA) akan dilatih oleh perusahaan swasta asal Kanada, Top Aces, untuk mengoperasikan dan merawat pesawat F-16.
Seperti diketahui, Argentina membeli 24 jet tempur mesin tunggal F-16 Fighting Falcon bekas pakai Angkatan Udara Denmark.
Transisi ke pesawat F-16 akan dilakukan oleh FAA mulai awal tahun 2016 atau satu tahun sembilan bulan sejak penandatanganan pembelian dilakukan.
Proses transisi direncanakan selesai dalam enam bulan dan operasional pertama enam F-16 oleh FAA dijadwalkan dimulai akhir tahun depan.
Untuk program pelatihan pilot F-16, FAA baru akan menerima satu pesawat F-16BM Block 10, setelah itu secara bertahap akan menerima pengiriman pesawat lainnya.
Pengiriman seluruh 24 F-16 akan berlangsung hingga tahun 2028, yang artinya FAA akan menerima enam pesawat setiap tahunnya.
Argentina akan menggunakan jet tempur F-16 untuk menggantikan peran sekitar 20 A-4 Skyhawk. Pesawat F-16 yang diterima oleh Denmark adalah pesawat yang awalnya dijanjikan untuk Ukraina.
Pada April 2024, Denmark menjual 24 F-16 ke Argentina seharga 320 juta USD, atau hanya sekitar 13,3 juta USD per pesawat.
Meski demikian, Amerika Serikat, selaku pihak yang berkuasa atas izin menjualan pesawat tersebut, menetapkan biaya perbaikan dan modernisasi hingga 941 juta USD dan menawarkan jalur kredit untuk pembeliannya.
Jet Tempur Lama Tapi Canggih
Terkait Top Aces, ini adalah kontraktor pertahanan swasta asal Kanada yang menyediakan layanan pelatihan udara untuk angkatan bersenjata.
Top Aces didirikan pada tahun 2000 oleh tiga mantan pilot jet tempur Angkatan Udara Kerajaan Kanada (RCAF).
Perusahaan ini dikenal sebagai penyedia layanan pelatihan udara tempur (adversary air) terkemuka di dunia.
Top Aces memiliki armada pesawat tempur pribadi terbesar yang digunakan untuk melatih pilot militer dan pasukan sekutu.
Sejumlah angkatan udara di dunia pernah dilatih oleh Top Aces, termasuk Angkatan Udara AS (USAF), Angkatan Udara Kanada (RCAF), dan Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr).
Dalam pelatihannya, Top Aces menyediakan Adversary Air (Red Air) dengan menggunakan pesawat tempur mereka untuk mensimulasikan ancaman musuh dalam skenario pelatihan tempur udara ke udara (air-to-air).
Kemudian Pelatihan Pengendali Serangan Udara Bersama (JTAC) bagi para prajurit yang bertugas mengarahkan serangan udara dari darat.
Top Aces juga melayani pelatihan perang elektronik (EW) untuk membantu unit militer melatih pertahanan dan serangan dalam lingkungan peperangan elektronik.
Sejumlah pesawat tempur yang dimiliki Top Aces meliputi Dornier Alpha Jet, Douglas A-4 Skyhawk, dan F-16 Fighting Falcon.
Untuk meningkatkan efektivitas pelatihan, Top Aces melengkapi pesawatnya dengan sistem canggih, seperti Advanced Aggressor Mission System (AAMS).
Sistem ini memungkinkan pesawat lama memiliki kemampuan modern seperti radar AESA (Active Electronically Scanned Array), sistem pelacakan inframerah (IRST), dan tautan data taktis (tactical datalink), yang mereplikasi kemampuan pesawat tempur musuh masa kini.
Dengan pengalaman lebih dari 140.000 jam terbang tanpa kecelakaan, Top Aces memosisikan dirinya sebagai mitra yang aman dan efisien bagi angkatan bersenjata untuk meningkatkan kesiapan tempur. (RNS)

