Hadapi kelompok pemberontak, Junta Sudan borong sistem senjata dari Pakistan termasuk jet K-8 dan drone serang Shahpar-2

K-8 Karakorum SudanIstimewa

AIRSPACE REVIEW – Dewan militer penguasa Sudan yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dikabarkan telah menyelesaikan kontrak pertahanan senilai 1,5 miliar dolar AS dengan Pakistan.

Kesepakatan tersebut ditandatangani dalam kunjungan tingkat tinggi delegasi Sudan yang dipimpin oleh Panglima Angkatan Udara Sudan Letjen Al-Tahir Mohammed Al-Awad Al-Amin ke Islamabad.

Di sana delegasi Sudan bertemu dengan Menteri Pertahanan Pakistan dan Kepala Angkatan Udara Pakistan.

Paket kontrak mencakup serangkaian sistem pertahanan udara dan darat yang secara signifikan meningkatkan kemampuan tempur Angkatan Bersenjata Sudan (SAF).

Di antara akuisisi tersebut terdapat 10 jet latih/serang ringan K-8 Karakorum, 20 drone tempur Shahpar-2, 150 drone taktis YIHA-III, 50 drone pengintai MR-10K, dan 50 drone serang jarak jauh Ababeel-5.

Akuisisi juga mencakup mesin untuk armada MiG-21 Sudan yang menua yang akan dipasok menggunakan mesin jet tempur F-7, serta 150 kendaraan keamanan lapis baja Mohafiz.

Bagi junta al-Burhan, pengadaan cepat persenjataan jumlah besar dari Pakistan didorong oleh kebutuhan internal dan eksternal.

Di dalam negeri, persenjataan ini digunakan SAF untuk menghadapi kelompok pemberontak RSF yang sudah mengakar kuat.

Sementara dari luar negeri, Sudan menghadapi tekanan dari negara tetangga yang turut memantau ketat konflik bersaudara ini, dengan Mesir dan Ethiopia yang memiliki kepentingan sendiri dalam stabilitas negaranya. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *