Guna menangkal serangan gerombolan drone, Prancis perluas penggunaan sistem pertahanan udara berbasis kanon 30 mm dan 40 mm

Kendaraan penangkal droneEDS

AIRSPACE REVIEW – Angkatan Bersenjata Prancis mengonfirmasi minat lintas angkatan terhadap sistem pertahanan udara berbasis kanon kaliber 30 mm dan 40 mm untuk menangkal serangan drone.

Langkah ini diambil berdasarkan pelajaran Perang Rusia-Ukraina di mana Rusia sering melakukan serangan udara dengan gerombolan drone umpan dan drone kamikaze.

Pengerangan drone tersebut menguras sistem pertahanan rudal Ukraina yang berbiaya tinggi.

Sistem artileri pertahanan udara yang menggunakan kanon kaliber 30 mm atau 40 mm menawarkan alternatif berbiaya rendah dibandingkan pertahanan udara berbasis rudal antipesawat jarak dekat seperti Mistral.

Saat ini, Angkatan Darat Prancis telah mengintegrasikan kanon kaliber 30 mm pada varian Serval C-UAV, kendaraan lapis baja ringan dilengkapi dengan turet ARX 30 yang dikembangkan oleh KNDS Prancis.

Turet ini mengusung kanon 30M781, senjata ini berasal dari GIAT 30 yang digunakan pada helikopter serang Airbus Helicopters “Tigre”.

Kendaraan dirancang untuk misi kontra-UAV dan akan menggunakan amunisi airburst yang dapat diprogram melepaskan awan fragmentasi di udara untuk mencegat drone mikro/mini.

Dengan jangkauan efektif sekitar 2 km dan integrasi radar 3D dan detektor RF untuk deteksi dan penanggulangan ancaman otonom, sistem ini dirancang khusus untuk melindungi konvoi dan unit yang dikerahkan di garis depan.

Angkatan Darat Prancis telah memesan 24 kendaraan Serval C-UAV dengan kemungkinan menambah armada menjadi 48 unit. Penempatannya dijadwalkan akan dimulai pada tahun 2028.

Bersamaan dengan itu, kanon kaliber 40 mm juga digunakan dalam sistem lebih kompleks seperti RapidFire. Dikembangkan bersama oleh KNDS France dan Thales, dan berbasis kanon CT40 yang menembakkan amunisi teleskopik berselubung.

Versi untuk Angkatan Laut Prancis telah beroperasi sejak 2023 di kapal-kapal pendukung seperti BRF Jacques Chevallier dan dirancang untuk melawan drone, pesawat ringan, dan ancaman kapal/drone permukaan kecil.

Sistem ini mengintegrasikan dua kanon CT40 per kapal, dengan laju tembakan 200 butir peluru per menit dan kapasitas magasin 70 hingga 140 butir peluru siap tembak.

Sementara itu, versi RapidFire berbasis darat mulai diperkenalkan tahun ini dan tersedia dalam format bergerak pada truk 6X6 dan 8X8 serta dalam konfigurasi kontainer semi-tetap.

Sistem ini ditujukan untuk mempertahankan instalasi tetap termasuk pangkalan udara dan pusat logistik.

Setidaknya 14 unit varian darat telah dipesan, dengan opsi untuk 34 sistem tambahan. Penempatannya direncanakan akan dimulai pada tahun 2027.

RapidFire menggunakan amunisi CT 40 mm yang sama di seluruh varian, termasuk peluru airburst terprogram A3B yang dioptimalkan untuk intersepsi drone pada jarak hingga 4 km. (RBS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *