AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa Ukraina menggunakan kendaraan udara tak berawak (UAV) untuk menyerang dua bandara militer tempat pengebom strategis Rusia ditempatkan. Rusia menyebutnya sebagai “aksi teroris”. Saat ini, Kyiv belum mengomentari informasi ini.
“Pada pagi hari tanggal 5 Desember, Kyiv mencoba menggunakan UAV buatan Uni Soviet untuk menyerang bandara militer Dyagilevo (provinsi Ryazan) dan Engels (provinsi Saratov) untuk menetralisir pembom strategis Rusia,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, (5/12).
Pangkalan Udara Engels adalah rumah bagi skadron pembom strategis Tu-160, bersama dengan puluhan pesawat Tu-22M3 dan Tu-95MS.
Pangkalan ini terletak sekitar 14 km sebelah timur kota Saratov, dengan landasan pacu sepanjang 3.500 meter.
Sedangkan Pangkalan Udara Dyagilevo adalah rumah bagi satu skuadron pembom Tu-2M32 dan Tu-95MS serta pesawat pengisian bahan bakar Il-78.
Pangkalan Dyagilevo, yang terletak sekitar 3 km barat laut ibu kota provinsi Ryazan, memiliki landasan pacu sepanjang 3.000 meter.
Disebutkan, pasukan pertahanan udara Rusia menembak jatuh UAV (ditengarai sebagai Tu-141) ketika mereka terbang di ketinggian rendah.
Puing-puing UAV jatuh dan meledak di bandara Rusia, menyebabkan kerusakan pada lambung kedua pesawat.
Tiga teknisi tewas, dan empat prajurit terluka dalam insiden itu, seperti diwartakan oleh Military Cognizance pada 6 Desember.
Kementerian Pertahanan Rusia menuduh Ukraina “berusaha mengganggu operasi tempur angkatan udara strategis Rusia dengan tindakan teroris”.
Gambar yang terpublikasi di media sosial menunjukkan bahwa setidaknya satu pembom strategis Tu-22M3 rusak dalam insiden ini. Terlihat ekor Tu-22M3 hancur akibat hantaman ledakan.
Pihak Rusia mengonfirmasi bahwa serangan Kyiv ini dilakukan bersamaan dengan serangan rudal Moskow terhadap target energi, militer, dan komunikasi Ukraina pada sore hari tanggal 5 Desember.
Moskow menyatakan bahwa gempuran tersebut telah mencapai hasil yang positif ketika semua “17 target yang telah ditentukan sebelumnya dihancurkan”.
-RBS-

