KRI Golok-688 resmi diluncurkan sebagai pengganti KRI Klewang-625

KRI GolokPT Lundin
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pasca musibah terbakarnya KRI Klewang-625 pada 28 September 2012 di Lanal banyuwangi, PT Lundin (North Sea Boats) menyatakan akan segera membuatkan penggantinya.

Tersiar kabar Kapal Cepat Rudal (KCR) pengganti akan diserahkan pada akhir 2017, namun berita ini sempat hilang ditelan waktu.

Misteri penggantian kapal yang kerap dijuluki “Klewang 2” ini akhirnya kembali terangkat ke permukaan saat pameran pertahanan Indo Defence 2018 berlangsung.

Berdasar wawancara Navy Recognition dengan Direktur PT Lundin, John Lundin, disebutkan kala itu bahwa kapal pengganti akan diserahkan pada pertengahan tahun 2019.

Keberadaan purwarupa “Klewang 2” sedikit terkuak saat Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu mengunjungi pabrik Lundin pada 28 Juli 2018 terkait pemesanan tank boat X18 Antasena. Saat itu Menhan juga meninjau proses pembuatan “Klewang 2”.

Kepastian pembuatan “Klewang 2” kembali muncul saat situs Naval News pada 28 Mei 2019 mewartakan mengenai purwarupa tank boat X18 Antasena pesanan Kemhan yang akan diserahkan akhir tahun 2019 bersamaan dengan KCR “Klewang 2”.

Faktanya peluncuran kapal kembali tertunda cukup lama, bahkan tahun 2020 juga tak ada kabar lagi.

Hingga beredar desas-desus peluncuran pada minggu ini yang diperkuat penampakan kapal pengganti di media sosial dengan nomor lambung baru 688.

Diluncurkan pada 21 Agustus 2021

Akhirnya pada hari ini Sabtu (21/8) seremoni peluncuran resmi dilaksanakan dari fasilitas pabrik PT Lundin di Banyuwangi. Acara dihadiri langsung oleh Laksamana TNI Yudo Margono beserta jajarannya.

Kapal cepat trimaran ini juga resmi mendapatkan nama baru Golok, tidak seperti yang diperkirakan semula sebagai “Klewang ll”.

Lalu bagaimana dengan sistem persenjataan dan perangkat pendukung lainnya, adakah perbedaannya antara keduanya?

Bila semula Klewang rencananya akan dipersenjatai dengan rudal antikapal C-705 buatan China, maka pada Golok disebutkan akan mengadopsi RBS-15 Mk3 buatan Swedia sebanyak empat unit.

Begitu pula dengan meriam serbagunanya juga akan menggunakan produk Bofors 40 Mk4 kaliber 40 mm.

KRI GolokPT Lundin

Sementara untuk sensornya juga dipercayakan pada teknologi racikan Swedia yang juga menjadi mitra dekat PT Lundin. Radar intai mengadopsi Sea Giraffe 1X 3D berukuran kompak.

Selanjutnya sistem manajemen tempur (CMS) menggunakan Saab 9LV Mk4 dan sistem kendali tembak dengan CEROS 200.

Terakhir adalah penggunaan bahan nonkomposit baru pada KRI Golok yang juga menggunakan teknologi material lambung kapal buatan Saab.

Dibandingkan dengan bahan serat karbon pada Klewang, maka bahan baru untuk Golok ini lebih kuat dan ringan serta tahan api.

Spesifikasi KRI Golok

Mengenai spesifikasi, Golok masih serupa dengan Klewang, memiliki panjang 62,5 m, lebar keseluruhan 16 m, sarat air 18,7 m, dan bobot kisaran 53,1 ton.

Kapasitas bahan bakar solar sebanyak 30.000 liter dan tangki estra menampung 20.000 liter untuk menambah jangkauan operasinya. Sementara air bersih yang dibawa sebanyak 5.000 liter.

Untuk dapur pacu, Golok menggunakan empat mesin diesel kapal buatan MAN Jerman berdaya 1.800 hp. Kecepatan jelajahnya 16 knot (30 km/jam) dan laju maksimum 30 knot (55 km/jam).

KRI Golok juga didukung dengan empat water jet MJP 500 QD CSU. Sebagai generator (genset) tersedia tiga unit Caterpillar C4.4 86 eKW 380 V.

Nah menjadi pertanyaan lainnya, berapa banyak KCR Trimaran ini yang akan diakuisisi TNI AL?

Bila tak ada perubahan, rencananya TNI AL akan memesan sebanyak empat unit kapal siluman kelas KRI Golok seperti yang pernah diungkapkan pada 2014 oleh KSAL saat itu Laksamana Marsetio.

RBS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *