ANGKASAREVIEW.COM – Guna menekan biaya pengembangan pesawat anti-gerilya (counter-insurgency/COIN), pabrikan pesawat tak lagi membuatnya secara khusus seperti desain North American Rockwell OV-10 Bronco asal Amerika Serikat dan FMA IA-58 Pucara dari Argentina.
Saat ini bisa dibilang pesawat COIN yang ada dibangun berdasar pesawat latih bermesin turboprop. Sebut saja EMB Embraer 314 Super Tucano, Beechcraft T-6C Texan II, KAI KT-1C dan pendatang baru TAI Hurkus-C serta Calidus B-250 Bader.
Tautan lain: Hadapi Kelompok Bersenjata, Pakistan Kembangkan Super Mushshak Jadi Pesawat COIN
Mencoba melawan arus, pendatang baru perusahaan Akaer menawarkan pesawat COIN murni yang dirancang dari nol yang dinamai Mosquito. Pesawat yang masih berupa konsep ini diperkenalkan pertama kali di pameran pertahanan LAAD yang berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil pada 2-5 April 2019 lalu.
Nama Akaer sendiri mungkin terasa asing ditelinga, memang perusahaan asal Brasil ini sebelumnya hanya dkenal sebagai pemasok komponen pesawat untuk pabrik Embraer. Mosquito sendiri adalah pesawat pertama yang dirancangnya.
Tautan lain: Bronco II Asal Afrika Selatan, Alternatif Program OA-X Angkatan Udara AS
Secara tampilan, desain Mosquito terlihat mengambil inspirasi dari pesawat COIN legendaris OV-10 Bronco. Mengadopsi sepasang mesin turboprop yang terpasang pada twin boom dengan buritan model tiang gawang.
Airway1 Tautan lain: Tunggu Ketuk Palu, AU AS Bakal Pilih Super Tucano atau Wolverine?
Melansir Jane’s, pilihan mesin untuk Mosquito belumlah final. Perusahaan akan memilih mesin turboprop berdaya 500-1.000 shp yang ada di pasaran. Salah satunya adalah mesin PT6A buatan PWC (Pratt & Whitney Canada). Namun mesin lain bisa digunakan disesuaikan keinginan pemesan.
Tautan lain: Angkatan Udara Nigeria Beli 12 A-29 Super Tucano
Keunggulan yang ditawarkan Akaer pada Mosquito dibanding calon lawannya seperti Super Tucano dan Texan II adalah daya muat senjata yang lebih banyak. Selain itu dengan sayap model tinggi, visibilitas terutama penembak akan lebih baik karena tak terhalang sayap.
Jane's Tautan lain: Peran di Afghanistan Gemilang, AU AS Tambah Kiriman Dua Super Tucano
Persenjataan lain yang dapat dibawa Mosquito adalah tabung roket 70 mm, tabung berisi senapan mesin, beragam bom termasuk versi berpemandu laser, serta rudal udara ke udara. Sebagai pesawat intai bersenjata, Mosquito juga dibekali perangkat sensor pencarian dan penanda target.
Tautan lain: Hery “Smacker” Setiawan Capai 1.000 Jam Terbang di Super Tucano
Soal kinerjanya, Akaer belum merilis informasi detail. Hanya dijelaskan pesawat mampu terbang di udara sekira 10 jam lamanya. Siklus hidup ‘Sang Nyamuk’ juga diranang cukup lama, hingga 30 tahun.
Meski banyak mendapat perhatian dari pihak luar, Akaer belum menginfokan kapan purwarupa Mosquito akan dibangun termasuk rencana penerbangan perdananya akan dilaksanakan.
Rangga Baswara Sawiyya
editor: ron

