Korsar, Drone Intai Serang Pertama Asli Rusia

Istimewa
ROE

ANGKASAREVIEW.COM – Satu per satu proyek drone militer Rusia mulai menampakkan diri untuk memangkas jarak ketertingalan pengembangan dan penggunaan pesawat nirawak intai dibanding negara lain seperti AS, Israel, China, dan bahkan Iran. Setidaknya diketahui Kemhan Rusia tengah bekerja sama dengan industri terkait mengembangkan tujuh proyek sekaligus termasuk drone jenis UCAV (tempur) di dalamnya.

Tiga di antaranya dari jenis UAV taktis ringan telah operasional di tangan militer Rusia yakni Orlan-10 garapan Special Technology Center, lalu Zala 421-16Е5 buatan Zala Aero anak perusahaan Kalashnikov Concern, dan terakhir pada Mei 2018 mulai mendapatkan Eleron-3 buatan perusahaan ZAO Enix. Ketiganya bahkan telah diujikan dalam palagan yakni konflik Rusia-Ukraina dan Perang Suriah.

Pengembangan UAV intai kecil memang memakan waktu lebih cepat dibanding yang lebih besar di kelas menengah, tentunya terkait dengan sistem yang lebih kompleks. Namun kini setidaknya militer Rusia akan segera mendapatkan tiga drone taktis menengah yang telah siap masuk jalur produksi yakni Karar dan BPV-500 keduanya versi VTOL (heli) dan sebuah versi sayap tetap dinamai Korsar.

Sobat setia AR, drone Karar dan Korsar sendiri telah ditampilkan dalam parade peringatan Hari Kemenangan di Lapangan Merah, Moskow pada 9 Mei 2018 silam. Dua unit Karar dan Korsar (masing-masing satu unit) ditempatkan di atas bak belakang truk terbuka, di arak untuk diperlihatkan pada publik.

Dari keduanya, yang cukup menarik dan menjadi gunjingan di dunia maya adalah penampakan 10 logo bintang merah yang menempel di depan sayap depan drone Korsar. Disebutkan setiap satu bintang merah mewakili 10 kali penerbangan tempur, yang berarti Korsar telah melaksanakan 100 kali penerbangan tempur selama uji sistem dan kinerja wahananya di palagan Suriah.

Istimewa

Selain telah mendapatkan cap battle proven, Korsar juga dibaptis sebagai drone intai bersenjata pertama asli buatan Rusia. Dengan keberhasilannya tersebut, selanjutnya membuka jalan untuk Korsar masuk jalur produksi dan ditargetkan pada akhir 2018 telah resmi berdinas untuk militer Rusia.

Sobat setia Angkasa Review, khusus berkisah mengenai drone Korsar atau dalam bahasa Inggris berarti Corsair, drone ini dikembangkan oleh perusahaan litbang & produksi JSC Luch di Rybinsk wilayah Yaroslavl yang merupakan anak perusahaan JSC Vega Radio Engineering  Corp. Kontraknya didapatkan dari Kemhan Rusia pada 2013.

Korsar mengadopsi model sayap tinggi dengan rentang mencapai 6,5 m dan panjang badan 4,2 m. Badannya dibangun menggunakan komposit ringan yang kuat, bobotnya mencapi 200 kg. Dilengkapi sebuah mesin piston model pusher yang diapit oleh dua tiang (tail boom) yang disatukan dengan ekor belakang model huruf V terbalik. Ketinggian terbang maksimum 6.000 m dengan kecepatan terbang 150 km/jam.

JSC Luch

Dalam perannya, Korsar didapuk untuk menjalankan misi pengintaian, pengawasan, akuisisi target, wahana penilai kerusakan pertempuran, dan wahana perang elektronik. Di luar misi milter Korsar digunakan sebagai pemantau kebakaran hutan, bencana alam, dan wahana pencarian dalam peran SAR. Korsar sanggup ‘nongkrong’ di udara selama 10-12 jam.

Sebagai drone serang, Korsar dapat dilengkapi beragam senjata mulai dari rudal udara darat K121 Vikhr (NATO: AT-16 Scallion) lalu bom pintar dan roket tanpa kendali. Korsar dirancang mampu mengeliminasi kendaraan lapis baja ringan, pos tempur, dan kumpulan infanteri musuh hingga hingga 200 km dari sang operator.

Rangga Baswara Sawiyya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *