Laporan Pentagon membuat AS khawatir: China akan membangun enam kapal induk dalam 10 tahun ke depan

Fujian aircraft carrierPLAN

AIRSPACE REVIEW – China berencana membangun hingga enam kapal induk tambahan dalam satu dekade ke depan untuk meningkatkan kekuatan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat (PLAN). Ini merupakan sebuah langkah Beijing yang secara signifikan akan mengubah dinamika kekuatan maritim global dan memicu kekhawatiran di Washington.

Saat ini, PLAN memiliki lebih dari 370 kapal perang, termasuk tiga kapal induknya, yaitu Liaoning (16), Shandong (17), dan Fujian (18).

Kapal Tipe 001 Liaoning, dibangun dari kapal induk Soviet Varyag (kelas Kuznetsov) milik Ukraina yang belum selesai dibangun dan kemudian dibeli Beijing untuk dimodifikasi menjadi kapal induk utuh. Kapal ini mulai dioperasikan PLAN pada tahun 2012.

Kapal induk kedua adalah Tipe 002 Shandong. Ini adalah kapal induk domestik pertama China dan mulai dioperasikan pada tahun 2019.

Kapal induk ketiga adalah Tipe 003 Fujian. Ini adalah kapal induk pertama China yang menggunakan sistem peluncuran elektromagnetik (EMALS). Kapal ini mulai dioperasikan pada tahun 2022.

Laporan tahunan Departemen Perang AS (Pentagon) kepada Kongres yang dirilis pada hari Selasa mengindikasikan PLAN telah menjadi angkatan laut terbesar di dunia berdasarkan jumlah kapal.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa China memiliki sekitar 50 kapal perang utama baru di galangan kapalnya, menunjukkan kecepatan produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Namun, armada kapal China masih jauh tertinggal dari Amerika Serikat, yang memiliki armada kapal induk terbesar di dunia dengan 11 kapal induk. Kesenjangan dalam tonase, pengalaman operasional, dan teknologi proyektor daya seperti ketapel juga masih signifikan.

Sebelumnya, Juru Bicara Kedutaan Besar China di Washington, D.C., mengatakan kepada Newsweek terkait rencana Beijing untuk menambah armada kapal induk PLAN.

“Rencana pengembangan masa depan untuk kapal induk China akan dipertimbangkan secara komprehensif berdasarkan kebutuhan pertahanan nasional,” kata dia. Ia menekankan bahwa rencana tersebut tidak ditujukan kepada pihak ketiga mana pun.

Rencana Beijing tersebut merupakan bagian dari upaya China mewujudkan ambisi negaranya membentuk angkatan laut kelas dunia pada tahun 2049, bertepatan dengan peringatan 100 tahun berdirinya Republik Rakyat China.

Kapal induk dianggap sebagai indikator kunci kekuatan militer suatu negara, karena berfungsi sebagai pangkalan udara terapung untuk memproyeksikan kekuatan di luar garis pantai.

PLAN secara teratur mengerahkan kapal induknya dalam misi di wilayah Pasifik barat yang lebih luas untuk menantang strategi rantai pulau AS yang bertujuan membatasi kehadiran militer regionalnya.

Peningkatan jumlah kapal induk akan memungkinkan PLAN untuk memperluas jangkauan operasionalnya jauh ke Pasifik, Samudra Hindia, dan berpotensi Atlantik, melindungi jalur komunikasi laut yang vital, dan mendukung klaim kedaulatan di Laut China Selatan dan Taiwan.

Armada Emas Trump

Sementara itu, untuk menanggapi tantangan yang semakin mendesak, Washington telah mengambil langkah balasan yang ambisius.

Seperti diberitakan Airspace Review sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan inisiatif besar Angkatan Laut AS yang dikenal sebagai “Armada Emas” (Golden Fleet).

Inisiatif ini merupakan upaya komprehensif untuk merevitalisasi kekuatan maritim Amerika dan mengembalikan industri galangan kapal dalam negeri.

Inti dari program tersebut adalah perintah untuk mengembangkan kategori kapal perang permukaan besar baru yang disebutnya “Kapal Perang Kelas Trump”.

Kapal-kapal ini, dengan kapal pertama yang akan dibangun yaitu USS Defiant, direncanakan memiliki bobot 30.000 hingga 40.000 ton dan dipersenjatai dengan persenjataan tercanggih,

Persenjataan tersebut termasuk rudal jelajah berkemampuan nuklir, senjata hipersonik, dan railgun elektromagnetik.

Rencana pembangunan 20 hingga 25 kapal kelas ini secara eksplisit diposisikan sebagai upaya untuk memulihkan dominasi maritim Amerika, secara langsung menandingi perluasan kapal perang konvensional dan kapal induk China.

Peningkatan drastis jumlah kapal induk China secara langsung menantang dominasi maritim yang telah dinikmati AS sejak akhir Perang Dingin.

Bagi para perencana di Pentagon, penambahan enam kapal induk China membuat Washington harus berhadapan dengan PLAN yang tidak hanya kuat secara kuantitas tetapi juga memiliki kemampuan untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya di titik-titik konflik utama.

Dengan Tipe 003 Fujian yang dilengkapi teknologi catapult modern, China menunjukkan kesiapan untuk menghilangkan keunggulan teknologi utama yang selama ini dipegang oleh Amerika Serikat.

Oleh karena itu, laporan Pentagon kali ini membawa peringatan keras kepada Kongres mengenai percepatan modernisasi militer Beijing.

Kekhawatiran AS tidak hanya tertuju pada angka, tetapi pada dampak strategis jangka panjang.

China dinilai berpotensi memproyeksikan kekuatan udara angkatan laut yang kredibel dan berkelanjutan di luar perairan pesisirnya.

Hal ini berpotensi membatasi akses militer AS di kawasan Indo-Pasifik yang kini menjadi fokus utama strategi pertahanan Amerika Serikat.

Langkah ambisius Beijing dan respons Armada Emas Washington menandai tahap baru dalam persaingan kekuatan besar (Great Power Competition), di mana supremasi laut menjadi medan pertempuran utama.

Ketika China berupaya mencapai visinya sebagai kekuatan global pada tahun 2049, perlombaan kapal perang ini menjadi tolok ukur utama seberapa cepat dan seberapa jauh keseimbangan kekuatan militer global akan bergeser dalam satu dekade mendatang. (RNS)

One Reply to “Laporan Pentagon membuat AS khawatir: China akan membangun enam kapal induk dalam 10 tahun ke depan”

  1. Kapal induk as mau seberap canggihnya buktikya jg lari ketakutan dr laut merah ketika di rudal ama houthi 🤣 padahal itu houthi lho lah klu korut sudsh tenggelam itu kapal induk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *