Swedia dan Polandia mengancam akan menembak jatuh pesawat Rusia yang menyerang wilayah udara NATO

Gripen ESaab

AIRSPACE REVIEW – Swedia dan Polandia secara terbuka menyatakan kesiapan mereka untuk menembak jatuh pesawat militer Rusia yang melanggar wilayah udara NATO.

Peringatan ini muncul di tengah meningkatnya insiden yang mengkhawatirkan sekutu dan menyebabkan konsultasi darurat di Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Pemicu terbaru terjadi pada 19 September 2025, ketika tiga jet tempur MiG-31 Rusia memasuki wilayah udara Estonia selama sekitar dua belas menit.

Pesawat-pesawat Rusia itu dicegat oleh jet tempur F-35A Italia yang sedang melaksanakan misi Baltic Air Policing, yang didukung oleh angkatan udara Swedia dan Finlandia dengan masing-masing jet tempurnya yaitu Gripen dan Hornet.

Estonia menyebut tindakan infiltrasi pesawat Rusia tersebut sebagai provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengacu pada Pasal 4 Perjanjian NATO.

Sementara itu dalam forum di New York, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan Warsawa siap bereaksi keras dan segera terhadap pelanggaran di masa mendatang.

Menteri Luar Negeri Radoslaw Sikorski mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa Moskow tidak boleh “mengeluh” jika pesawat atau rudalnya ditembak jatuh di wilayah sekutu.

Sikap Polandia ini muncul setelah serangkaian serangan pesawat nirawak Rusia ke wilayah udaranya dalam serangan di Ukraina, ketika sekitar 20 pesawat nirawak melintasi perbatasan Polandia.

Di Swedia, Menteri Pertahanan Pal Jonson menegaskan negaranya tidak akan menoleransi pelanggaran di wilayah udaranya.

Ia menekankan bahwa Angkatan Bersenjata Swedia berwenang untuk melepaskan tembakan jika diperlukan, sesuai dengan aturan keterlibatan yang dikenal sebagai IKFN, yang mengizinkan penggunaan kekuatan terhadap pelanggaran wilayah udara tanpa peringatan sebelumnya.

Lituania juga telah memperkuat langkah-langkah keamanannya. Mulai 1 Oktober 2025, undang-undang baru akan berlaku yang mengizinkan penindakan segera terhadap pesawat nirawak yang melintasi perbatasan secara ilegal, menyusul insiden di mana drone Rusia yang diluncurkan dari Belarus ditemukan membawa bahan peledak.

NATO secara resmi mengutuk pelanggaran baru-baru ini, menyebut tindakan Rusia tidak bertanggung jawab dan berbahaya, dan memperingatkan bahwa tindakan tersebut meningkatkan risiko salah perhitungan dan eskalasi militer.

Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyatakan bahwa 32 negara sekutu siap menggunakan semua sarana militer dan non-militer yang diperlukan untuk melindungi wilayah udara aliansi.

Bersamaan dengan itu, NATO mulai memperkuat pertahanan udara di sisi timurnya, sebuah inisiatif yang dijuluki Eastern Sentry, untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *