AIRSPACE REVIEW – Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) dan Turkish Aerospace (TA) dari Turkiye, mengadakan rapat untuk merumuskan ofset pengadaan drone ANKA dari Turkiye.
Rapat dipimpin oleh Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan (Dir Tekindhan) Potensi Pertahanan (Pothan) Kemhan RI Marsma TNI Dedy Laksmono di Jakarta pada 18 September 2025.
Dedy mengatakan, rapat ini bertujuan untuk menyatukan semua pihak yang terlibat agar memiliki pemahaman yang sama tentang tujuan, lingkup, dan target dari proyek Ofset Pengadaan UCAV MALE Light (UAV ANKA).
Pada rapat tersebut, pihak TA menyampaikan detail setiap aktifitas dan jadwal pelaksanaan Kandungan Lokal dan Ofset kepada penerima ofset.
Seperti diketahui, Indonesia melalui Kemhan RI telah menyetujui kontrak pembelian 12 unit drone tempur ANKA dari Turkish Aerospace.
Kesepakatan tersebut ditandatangani pada 3 Februari 2023, dengan nilai kontrak mencapai 300 juta dolar AS atau sekitar Rp4,5 triliun.
Pembelian ini merupakan bagian dari upaya modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista) TNI untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas sistem pertahanan.
Dari 12 unit drone ANKA yang dibeli, sebanyak enam unit akan dikirimkan langsung dari Turkiye, sementara enam unit sisanya akan dirakit di Indonesia oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
Keterlibatan PTDI dalam perakitan drone ANKA merupakan transfer teknologi dari Turkiye ke Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan Indonesia untuk membangun kemandirian industri pertahanan.
Sejumlah aspek akan dicapai dalam transfer teknologi tersebut, antara lain membangun kemampuan PTDI untuk melakukan perakitan akhir (Final Assembly Line) dan uji terbang (Flight Line).
Lalu membangun kemampuan pemeliharaan, perbaikan, dan operasional drone melalui pelatihan dan praktik (training and practical) untuk para teknisi, pilot, dan insinyur uji terbang dari PTDI.
Drone ANKA merupakan drone tempur kategori MALE (Medium-Altitude, Long-Endurance). Drone ini dirancang untuk misi pengintaian, pengawasan, dan serangan.
ANKA dapat terbang hingga ketinggian 30.000 kaki dengan daya tahan di udara hingga 24 jam.
Drone dengan panjang 8,6 m dan lebar sayap 17,5 m ini dapat membawa muatan hingga 200 kg.
ANKA dilengkapi dengan kamera HD siang dan malam, serta radar Synthetic Aperture Radar (SAR). Drone ini mampu melacak berbagai target sekaligus dengan menggunakan pelacak multitarget. (RNS)


Kontraknya sudah efektif, uangnya sudah ditransfer? 🤔
Kurang menggetarkan, beli rudal jarak jauh ama TOT nya ke Iran atau Yaman atau sekalian Korut, dijamin kapal costguard Cina pun males lewat Natuna.
Nanti resiko embargo mbah yang aman aja