AIRSPACE REVIEW – Israel pada 4 Agustus 2025 mengumumkan telah berhasil menyelesaikan serangkaian uji tembak langsung sistem pertahanan udara David’s Sling yang telah ditingkatkan kemampuannya.
Uji coba terbaru ini dilaksanakan oleh Organisasi Pertahanan Rudal Israel (IMDO), Direktorat Penelitian dan Pengembangan Pertahanan (DDR&D) atau MAFAT.
Badan Pertahanan Rudal AS (MDA) dan kontraktor utama sistem tersebut yakni Rafael Advanced Defense Systems juga terlibat dalam uji coba ini.
Rangkaian uji coba menyimulasikan berbagai ancaman, termasuk rudal jelajah, drone, dan roket jarak jauh. Sistem ini dievaluasi respons dan hasil dari skenario pertempurannya.
Israel saat ini menghadapi beragam ancaman udara, termasuk amunisi berpemandu presisi dan serangan roket masif dari lawannya seperti Iran maupun Hamas dan kelompok Houthi Yaman.
Meskipun tidak merinci secara detail peningkatan yang dilakukan pada David’s Sling, Kementerian Pertahanan Israel menyatakan pembaruan tersebut dikembangkan dari berbagai masukan dari penggunaannya dalam pertempuran baru-baru ini.
Selama Operasi Rising Lion dan Iron Sword, David’s Sling memcatatkan beberapa keberhasilan intersepsi terhadap rudal Iran.
Rudal pencegatnya yang dikenal sebagai Stunner, memiliki desain multitahap, hit-to-kill, tanpa hulu ledak, dan mengandalkan energi kinetik untuk menghancurkan target yang datang.
Sistem David’s Sling telah digunakan oleh Angkatan Pertahanan Israel (IDF) sejak 2017 dan memainkan peran kunci dalam arsitektur pertahanan udara Israel.
Sistem pertahanan rudal darat ke udara berlapis Israel mencakup Iron Dome untuk ancaman jarak pendek, sistem Arrow untuk rudal balistik jarak jauh, dan segera hadir sistem laser Iron Beam. (RBS)

