AIRSPACE REVIEW – Produsen pesawat Inggris, BAE Systems, menargetkan penjualan baru hingga 150 unit jet tempur di pasar luar negeri. Beberapa negara yang menjadi pembeli potensial adalah Qatar, Arab Saudi, dan Turkiye.
Direktur Pelaksana untuk Eropa dan Internasional di Divisi Penerbangan BAE, Richard Hamilton, mengatakan perusahaan bekerja sama erat dengan Pemerintah Inggris untuk memfasilitasi kampanye ekspor jet Typhoon.
Ia meyakini, kontrak-kontrak baru pemesanan Typhoon akan segera difinalisasi.
Optimisme BAE Systems muncul di saat lini perakitan terakhir Typhoon di Warton akan segera dihentikan setelah pengiriman unit terakhir berdasarkan kontrak yang ditandatangani dengan Qatar.
Sejak 2017, Qatar telah memesan 24 pesawat Typhoon dan baru-baru ini mengakuisisi tambahan 12 unit.
Saat ini tinggal satu pesawat tempur yang menunggu penyelesaian di lini produksi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan kapasitas industri perusahaan di Inggris jika tidak ada pesanan baru dalam beberapa tahun ke depan.
Serikat pekerja Inggris telah memperingatkan bahwa produksi Typhoon dapat dihentikan pada awal 2030-an bila tidak ada pesanan baru.
Arab Saudi dinilai sebagai kandidat kuat untuk akuisisi 48 Typhoon baru, terutama setelah Jerman mencabut larangan ekspor senjata ke Kerajaan Saudi pada tahun 2024.
Kesepakatan baru yang bernilai sekitar 13 miliar USD tersebut akan melengkapi armada yang sudah dioperasikan oleh Angkatan Udara Kerajaan Saudi, yang memiliki 72 Typhoon.
Negara lain yang telah menyatakan minatnya adalah Turkiye. Ankara mempertimbangkan untuk membeli hingga 40 Typhoon, yang dibagi antara pesawat Tranche 4 baru dan model Tranche 1 bekas.
Turkiye membutuhkan pesawat tempur baru yang bisa dibeli dengan cepat guna menandingi pesawat Dassault Rafale Yunani.
Terkait Typhoon, Inggris telah melakukan penyempurnaan berkelanjutan, termasuk integrasi radar Captor-E AESA, sistem peperangan elektronik baru, integrasi senjata modern, dan perpanjangan masa operasional pesawat.
Peningkatan ini dipandang oleh calon pelanggan sebagai indikasi bahwa Typhoon akan tetap relevan dan didukung selama beberapa dekade mendatang.
Jet tempur Typhoon dibuat oleh perusahaan konsorsium Eropa, yaitu Eurofighter, yang terdiri dari Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol.
Pesawat ini dirancang dapat terbang dengan kecepatan melebihi Mach 2 dan menawarkan kemampuan manuver yang tinggi, superioritas udara, serta interoperabilitas penuh dengan pasukan NATO. (RNS)