Jet tempur F-35B Inggris tidak akan memiliki kemampuan serangan darat jarak jauh hingga tahun 2030

F-35BRAF

AIRSPACE REVIEW – Menteri Pertahanan Inggris Maria Eagle secara terbuka mengakui bahwa armada pesawat tempur siluman F-35B Inggris tidak akan memiliki kemampuan serangan darat jarak jauh hingga awal tahun 2030-an.

Eagle menyatakan hal itu di depan Parlemen Inggris saat menjawab pertanyaan anggota parlemen yang khawatir tentang kemampuan negara untuk menanggapi ancaman udara dalam lanskap geopolitik yang semakin tidak stabil.

Inggris sebelumnya telah berencana untuk mengintegrasikan rudal MBDA SPEAR 3 ke jet tempur F-35B pada tahun 2028. Namun, jadwal tersebut telah diundur lagi, menandai kemunduran ketiga sejak target awal tahun 2024.

SPEAR 3 (Select Precision Effects At Range Capability 3), yang dikembangkan oleh MBDA UK, adalah rudal udara ke permukaan berpresisi tinggi yang dirancang untuk menyerang target seperti kendaraan lapis baja, sistem pertahanan anti-pesawat, dan infrastruktur berbenteng pada jarak lebih dari 96 km.

Mundulnya jadwal integrasi senjata tersebut membuat pilot F-35B RAF bergantung pada senjata yang kurang serbaguna, seperti bom berpemandu Paveway IV dan rudal udara ke udara yang memerlukan jarak lebih dekat ke target di wilayah musuh sehingga mengancam keselamatan pilot.

Keterbatasan tersebut sangat penting mengingat F-35B Inggris dioperasikan bersama oleh RAF dan Angkatan Laut Inggris (RN) yang berfungsi sebagai pusat strategi proyeksi kekuatan berbasis kapal induk kelas Queen Elizabeth.

Para pejabat keamanan Inggris sudah memperingatkan risiko konflik dengan Rusia dan musuh lainnya, terkait situasi regional dan global yang memanas.

Sumber Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan, tantangan teknis dalam mengintegrasikan rudak SPEAR 3 dengan jet F-35B, termasuk masalah kompatibilitas perangkat lunak dan elektroniknya, merupakan salah satu kendala utama dari jadwal yang telah ditetapkan semula.

Selain itu, kompleksitas pengembangan rudal siluman dan perlunya pengujian ketat untuk memastikan efektivitas operasional, juga telah menyebabkan kemunduran jadwal tersebut.

F-35B Inggris yang saat ini terus beroperasi dengan kemampuan yang dikurangi, telah menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas strategi pertahanan Inggris dalam skenario konflik intensitas tinggi. (RNS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *