China tawarkan dua skadron jet tempur J-10CE ke Kolombia

J-10CEVia X

AIRSPACE REVIEW – China telah menawarkan penjualan dua skadron (24 unit) jet tempur multiperan Chengdu J-10CE ke Kolombia. J-10CE baru-baru ini mencuat namanya setelah diklaim oleh Pakistan berhasil menembak jatuh jet tempur Rafale Angkatan Udara India dalam konflik militer kedua negara.

Proposal penawaran J-10CE muncul saat kunjungan penting Presiden Kolombia Gustavo Petro ke Beijing baru-baru ini di mana ia bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.

Angkatan Udara Kolombia saat ini masih mengandalkan armada pesawat tempur lama Kfir buatan Israel yang masa pakainya akan habis.

Di satu sisi, Kolombia menghadapi keterbatasan anggaran dan kebutuhan mendesak untuk memodernisasi pertahanan udaranya.

Diberitakan bahwa Beijing menawarkan 24 J-10CE kepada Kolombia dengan persyaratan pembiayaan yang fleksibel.

Tawaran tersebut dinilai tidak hanya sebagai transaksi komersial, tetapi manuver strategis China untuk memperdalam pengaruhnya di wilayah yang telah lama dianggap sebagai lingkup pengaruh AS.

Chengdu J-10CE, varian ekspor J-10C yang dioperasikan oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLAAF), adalah pesawat tempur multiperan generasi 4,5 yang dirancang untuk bersaing dengan platform Barat seperti F-16 Fighting Falcon dari Amerika dan Saab Gripen dari Swedia.

J-10CE memiliki sayap delta dan canard yang meningkatkan kemampuan manuver dan kelincahan dalam pertempuran udara.

Pesawat ini ditenagai oleh satu mesin turbofan WS-10B buatan China atau AL-31FN Rusia, yang menghasilkan kecepatan maksimum Mach 1,8 dan radius tempur 1.200 mil (1.931 km) dengan tangki bahan bakar eksternal.

Rangka pesawatnya menggabungkan material komposit untuk mengurangi bobot dan penampang radar, memberinya kemampuan semi-siluman yang membuatnya lebih sulit dideteksi dibandingkan dengan pesawat tempur lama seperti Kfir.

Inti dari kemampuan J-10CE adalah rangkaian avioniknya yang canggih, yang mencakup radar Active Electronically Scanned Array (AESA), yang kemungkinan merupakan varian dari KLJ-10.

Radar tersebut menawarkan deteksi target yang unggul, yakni dapat melacak beberapa target pada jarak hingga 170 km, melampaui sistem radar pesawat tempur generasi sebelumnya seperti F-16C Block 52.

Jet China ini juga dilengkapi sensor pencarian dan pelacakan inframerah (IRST) yang memungkinkannya mendeteksi dan menyerang target secara pasif tanpa bergantung pada emisi radar.

Dalam hal persenjataan, J-10CE dilengkapi dengan 11 tiang gantungan yang mampu membawa beragam amunisi.

Persenjataan udara ke udaranya meliputi rudal jarak jauh PL-15E dengan perkiraan jangkauan 145 kilometer untuk model ekspor, dan rudal jarak pendek PL-10 yang dikenal karena kemampuan penargetan off-boresight-nya yang tinggi.

Untuk misi serangan darat, J-10CE dapat menggunakan bom luncur berpemandu LS-6, rudal antiradiasi YJ-91, dan rudal antikapal, menjadikannya platform serbaguna untuk berbagai skenario pertempuran.

Sistem peperangan elektronik J-10CE semakin meningkatkan kemampuan bertahannya. Rangkaian penanggulangan elektronik di pesawat dapat mengganggu radar musuh, sementara dispenser sekam dan suar membantu menghindari rudal yang masuk.

Fitur-fitur tersebut menjadikan J-10CE sebagai alternatif yang hemat biaya dibandingkan jet tempur Barat. Perkiraan harganya berkisar 40-50 juta USD per unit, lebih murah dibandingkan dengan 60-70 juta USD untuk varian F-16 yang lebih baru. (RNS)

One Reply to “China tawarkan dua skadron jet tempur J-10CE ke Kolombia”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *