Drone

Jerman akan memborong drone kamikaze dalam jumlah banyak, tiga perusahaan pertahanan lokal siap berkompetisi

AIRSPACE REVIEW – Guna memodernisasi Angkatan Darat Jerman (Heer), Kementerian Pertahanan Jerman mengumumkan pengadaan drone kamikaza dalam jumlah banyak dari dua pemasok domestik yang akan dipilih.

Saat ini drone kamikaze atau amunisi berkeliaran menjadi senjata penting dalam peperangan modern, seperti yang sedang berlangsung di Ukraina.

Jenderal Carsten Breuer, Inspektur Jenderal AB Jerman (Bundeswehr), menyebut drone kamikaze sebagai “pengubah permainan” yang dapat meningkatkan efektivitas tempur, kemampuan bertahan hidup, dan kecepatan pengambilan keputusan di medan perang.

Saat ini dilaporkan, tiga industri pertahanan Jerman telah siap untuk berkompetisi dalam tender besar ini.

Pertama adalah Rheinmetall, yang bekerja sama dengan UVision dari Israel, siap memproduksi drone kamikaze keluarga HERO.

Drone HERO-30 dioptimalkan untuk operasi unit kecil dan HERO-120 yang lebih besar, dapat menyerang target yang lebih berat.

Perusahaan kedua adalah Diehl Defence, menawarkan drone kamikaze Libelle untuk memberikan pasukan khusus dan infanteri kemampuan serangan presisi ringan.

Istimewa

Dirancang untuk penyebaran cepat di lingkungan pertempuran yang kompleks, Libelle menggabungkan portabilitas, jejak akustik rendah, dan fitur penargetan otonom.

Perusahaan ketiga yakni MBDA Deutschland, yang bekerja sama dengan Israel Aerospace Industries (IAI), menawarkan drone kamikaze HAROP.

Istimewa

Menawarkan daya tahan yang lebih lama dan hulu ledak lebih berat, HAROP sangat cocok untuk mengeliminasi target strategis.

Angkatan Darat Jerman saat ini tidak secara terbuka menyebutkan model mana yang akan digunakan selama fase pengujian awal.

Namun dengan produksi secara domestik dari amunisi berkeliaran ini, memastikan militer Jerman tidak bergantung pada pemasok asing. (RBS)

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

3 hours ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

4 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

7 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

9 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

9 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

9 hours ago