AIRSPACE REVIEW – InspekturJenderal TNI (Irjen TNI) Letnan Jenderal TNI H. Muhammad Saleh Mustafa bersama delegasi pada 18 November 2024 telah melaksanakan kunjungan ke perusahaan pertahanan swasta asal Afrika Selatan, Milkor.
Dalam kunjungannya tersebut, Delegasi TNI diterima langsung Executive Chairman Milkor, Tarik Imre, dan mendapatkan penjelasan mengenai produk buatan Milkor. Mulai dari drone, senapan, hingga boat militer.
Salah satu agenda dari kunjungan tersebut adalah membuka peluang kerja sama antara TNI dan Milkor dalam pemenuhan alutsista berupa drone berikut tranfer teknologinya (ToT).
Nah, drone yang disebut-sebut diminati oleh TNI tersebut adalah Milkor 380, drone intai serang baru yang dikembangkan secara mandiri dan dibiayai oleh Milkor sendiri.
Lalu kelebihan apa yang ditawarkan oleh Milkor 380 ini, yuk simak ulasan singkatnya berikut ini.
Milkor 380 tergolong drone jenis MALE (medium altitude long endurance), bersaing di antaranya dengan MQ-9 dari AS, CH-4 China, dan Bayraktar TB2 dari Turkiye.
Perusahaan mengembangkan hampir setiap komponen Milkor 380 secara internal, mulai dari rangka pesawat, avionik, hingga sistem komunikasinya.
Namun, mesin dan muatannya, seperti sensor atau sistem persenjataan masih bersumber dari luar negeri.
Milkor 380 ini menawarkan tingkat otonomi yang tinggi, meskipun tetap di bawah pengawasan manusia, dengan kemampuan lepas landas dan mendarat secara otomatis.
Drone ini dapat beroperasi dalam jarak 250 km melalui stasiun kendali berbasis darat dan dapat dikendalikan dalam jarak yang jauh lebih jauh dengan komunikasi satelit.
Fleksibilitas ini memungkinkan berbagai misi operasional, termasuk pengumpulan intelijen, pengintaian, pengawasan maritim dan perbatasan, serta kemampuan serangan bersenjata jika diperlukan.
Dari segi performa, Milkor 380 memiliki jangkauan lebih dari 2.000 km dan daya tahan 35 jam, dengan muatan maksimum 220 kg.
Kecepatan terbang maksimumnya mencapai 250 km/jam dan kecepatan jelajah antara 110 hingga 150 km/jam.
Milkor 380 dapat terbang pada ketinggian hingga 9.000 m, meskipun ketinggian operasi normalnya antara 4.500 m hingga 5.500 m. (RBS)
master palnnya ga cetho,,yg kerjasama dgn TURKI perihal UAV/Drone ANKA beum kelar udah kesini,,,ini termasuk transaksi Mirage 2.000 punya UEA ya,,hmmm ada bakwan dibawah Udang
Saat perhelatan IDEX 2023 lalu Milkor cabang UAE yang berkantor pusat di Abu Dhabi menandatangani perjanjian dengan Republikorp untuk penelitian, pengembangan, dan pembuatan UCAV Milkor di Indonesia dalam hal ini Milkor 380, target pesawat pertama akan terbang di Indonesia pada tahun 2024 dan akan menjadi bagian dari program indigenisasi sebagaimana ditetapkan oleh Kementerian Pertahanan RI