AIRSPACE REVIEW – Pesawat tanker milik Garda Nasional Udara AS KC-135 Stratotanker yang dioperasikan oleh Skadron Pengisian Bahan Bakar Udara ke-141 dari negara bagian Washington, melakukan operasi bersejarah dengan mengisi bahan bakar jet tempur Sukhoi Su-30MKM Malaysia di tengah penerbangan.
Ini merupakan kejadian pertama yang terdokumentasikan di mana pesawat Angkatan Udara AS mengisi bahan bakar jet militer buatan Rusia.
Pengisian ulang bahan bakar tersebut dilakukan di wilayah udara Malaysia pada 12 November 2024.
Pengisian bahan bakar di angkasa kepada Su-30MKM menggunakan sistem probe & drogue di mana tanker KC-135 yang menyusui Su-30MKM merupakan versi yang telah dimodifikasi.
Pesawat dilengkapi Sistem Pengisian Ulang Multititik (MPRS) dengan menambahkan pod pengisian ulang bahan bakar ke sayap KC-135.
Pod tersebut memungkinkan pengisian ulang bahan bakar untuk pesawat jet tempur milik Angkatan Laut AS, Korps Marinir AS, dan sebagian besar pesawat NATO, sambil tetap mempertahankan sistem boom pengisian bahan bakar yang terpasang di ekor.
Pod itu sendiri adalah model Flight Refueling Limited MK.32B dan pengisian bahan bakar melalui metode probe & drogue yang umum untuk jet taktis Angkatan Laut/Korps Marinir, bukan metode flying boom yang digunakan oleh jet tempur milik Angkatan Udara AS.
Untuk operasi pengisian bahan bakar di udara antara pesawat Malaysia dengan AS ini merupakan bagian dari serangkaian latihan gabungan yang bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas operasional antara pasukan sekutu di kawasan tersebut.
Menurut sumber-sumber Malaysia, latihan tersebut mencerminkan kemitraan yang telah berlangsung lama antara Garda Nasional Washington dan Angkatan Bersenjata Malaysia. Latihan telah dimulai pada tahun 2017 di bawah Program Kemitraan Negara Bagian AS.
Melalui misi gabungan tersebut, AS dan Malaysia menunjukkan komitmen mereka untuk menjaga stabilitas di kawasan Indo-Pasifik khususnya. (RBS)
Su-30MKM milik TUDM tak murni buatan Rusia dalam hal ini buatan pabrikan Irkut tetapi komponen avioniknya berasal dari Thales, Prancis berbeda dengan Su-30MK2 milik TNI-AU dan VPAF sama-sama buatan pabrikan KnAAPO seluruhnya murni buatan Rusia
Mudah2an pemerintah Indonesia yang baru ini tidak takut untuk beli alutsista dari Russia..
Jangan takut pada sanksi CAATSA dari USA…
Kalau di embargo USA ..yang akan rugi ya USA itu sendiri.
Bukan kita indonesia ini…
Kepala bapak kau ga rugi, yg jelas2 rugi ya indonesia sndiri dri sisi ekonomi bakal diblok sm mereka, lu kira klo di ban sm us tuh enak? Coba liat pas zaman2 di blok us, defisit dollar, ekonomi turun, banyak industri yg bakal terdampak. Makanya lebih bagus dinrundingkan dlu antar kepala negara biar sanksi klo membeli alat itu ga kena ke indonesia
Ga ada yg istimewa, C 130 tanker TNI AU udah lama melakukan hal serupa ke Flanker Skad 11 …