AIRSPACE REVIEW – Pasukan Rusia dilaporkan telah berhasil melumpuhkan howitzer swagerak (SPH) Archer 155 mm Ukraina sumbangan dari Swedia.
Berdasarkan rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat kerusakan yang cukup signifikan, meskipun sistem tersebut tidak hancur.
Kerusakan yang terlihat, khususnya pada modul pemuatan otomatisnya, membuatnya tidak dapat dioperasikan untuk sementara dan perlu diperbaiki.
Kemungkinan para mekanik Ukraina akan mampu memperbaiki dan mengembalikannya ke tugas aktif.
Meskipun demikian, proses perbaikan dapat memakan waktu lama, sehingga menjadi tantangan bagi Ukraina.
Seperti diketahui, pada awal November 2023, Angkatan Bersenjata Ukraina menerima delapan unit artileri canggih ini dari Swedia, yang dikerahkan bersama Brigade Artileri Terpisah ke-45.
Kerusakan baru-baru ini menambah laporan sebelumnya dari bulan Maret 2024 yang menunjukkan bahwa unit lain dari kelompok ini juga telah hancur, meskipun laporan ini belum terkonfirmasi.
Mengenai Archer 155 mm, merupakan sistem artileri medan yang dibangun menggunakan basis kendaraan bongsor segala medan artikulasi Volvo A30D berpenggerak 6X6.
Disandingkan dengan howitzer 155 mm kaliber 52, dirancang dan dikembangkan oleh perusahaan BAE Systems, menggunakan sistem cradle dan recoil dari howitzer model derek FH 77B.
Howitzernya dilengkapi dengan sistem kendali tembakan terkomputerisasi, sistem peletakan dan navigasi inersia, dan muzzle velocity radar.
Dalam sebuah misi tempurnya, Archer 155 mm dapat membawa 20 proyektil dalam magasin otomatis penuh dan 20 proyektil tambahan untuk reload.
Jangkauan tembak maksimumnya mencapai 40 km dengan amunisi konvensional dan 60 km dengan amunisi berpemandu presisi termasuk Excalibur.
Dari segi mobilitasnya, Archer 155 mm dapat berlari dengan kecepatan maksimal 70 km/jam dengan jangkauan operasi sejauh 500 km. (RBS)