AIRSPACE REVIEW – Iran melancarkan serangan besar-besaran dengan meluncurkan ratusan rudalnya ke Israel pada Selasa malam. Serangan terjadi hanya berselang beberapa jam setelah sebelumnya Amerika Serikat memberikan peringatan waspada terhadap Tel Aviv.
Media melaporkan, sejumlah rudal berhasil dihancurkan oleh sistem pertahanan Kubah Besi Israel, namun sejumlah rudal lainnya lolos dan menghantam sasaran-sasaran di Israel.
Rekaman video serangan rudal yang tampak pada malam hari tersebut memperlihatkan bola-bola api meluncur di udara dan meledak saat sampai di darat.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari dalam pernyataan yang disiarkan di televisi mengatakan, tidak ada laporan cedera di darat akibat serangan sekitar 200 rudal tersebut.
Ditambahkannya, serangan ratusan rudal balistik terus berlanjut, ledakan yang terdengar di seluruh negeri merupakan intersepsi atau benturan.
Beberapa lokasi lokasi penembakan rudal oleh Iron Dome telah dilaporkan yakni di Tel Aviv, dekat Laut Mati, di selatan, dan di wilayah Sharon.
Sebelumnya diberitakan, Iran telah berjanji untuk melakukan serangan balasan kepada Israel atas serangkaian serangan yang dilakukan Israel terhadap Iran dan milisi pendukungnya di seluruh Timur Tengah, termasuk Hizbullah.
Pada April lalu, Iran telah meluncurkan serangan pertama menggunakan drone, rudal jelajah, dan rudal balistik ke Israel.
Dari total 170 drone, 30 rudal jelajah, dan 120 rudal balistik, sebagian besar berhasil ditangkal oleh Israel dan sekutunya sebelum mencapai target. Jet-jet tempur AS ikut berperan dalam menangkal serangan Iran tersebut.
Serangan kali ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kekerasan yang meningkat di wilayah tersebut bisa memicu perang antara Israel dan Iran.
Pada Selasa malam, Kedutaan Besar AS di Yerusalem mengimbau semua pegawai dan keluarga mereka untuk berlindung di tempat hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Dalam peringatannya, AS mengingatkan warganya untuk tetap waspada dan meningkatkan kesadaran keamanan pribadi mengingat insiden keamanan sering terjadi tanpa peringatan, termasuk tembakan mortir dan roket serta serangan drone.
Israel memulai serangan darat ke Lebanon selatan yang disebut Operasi Panah Utara pada Senin malam, dengan tembakan artileri besar-besaran di sepanjang perbatasan.
Serangan darat tersebut adalah operasi berkelanjutan pertama Israel di Lebanon sejak 2006, ketika kedua negara menandatangani perjanjian damai yang mengakhiri perang 34 hari antara Israel dan Hizbullah, milisi Syiah yang mendominasi Lebanon selatan.
Pada Senin, otoritas Israel mengeluarkan perintah evakuasi kepada sekitar 30 desa di Lebanon selatan.
Juru bicara militer Israel mengatakan kepada warga agar mengungsi ke utara Sungai Awali, sekitar 55 kilometer dari garis perbatasan antara kedua negara.
Namun, alasan di balik keputusan untuk mengungsikan beberapa desa dan bukan yang lainnya, serta alasan warga harus mengungsi sejauh itu ke utara, belum jelas. (RNS)