Intip BTR-100, panser kanon racikan Kuba

BTR-100Istimewa
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Jarang terkespose alutsista militernya, baru-baru ini beredar foto mengenai panser kanon asal Kuba dengan penampilan yang sudah lazim.

Memang panser tersebut bukanlah 100 persen buatan negeri Paman Fidel Castro ini, tapi hasil modifikasi yang memadukan BTR-60 8X8 dengan turret tank T-55 buatan Uni Soviet.

Boeing_contoh2

Berdasarkan riwayatnya, BTR-100 yang juga disebut sebagai BTR-60-100, muncul pada akhir 1990-an ketika Angkatan Darat Kuba berusaha mengeksplorasi gagasan tentang pembuatan ‘tank beroda’ yang dibekali meriam kuat kaliber 90-105 mm.

Namun, karena keterbatasan sumber daya akibat sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan runtuhnya Uni Soviet, Kuba menemui kendala besar untuk mewujudkannya.

Satu-satunya bahan yang tersedia dalam gudang senjata mereka adalah BTR-60 pengangkut personel lapis baja (APC), dan tank gaek seri T-55.

Dikutip dari Army Recognition (23/10), konversi BTR-60 standar menjadi BTR-100 merupakan proses yang rumit, karena turret T-55 terlalu berat untuk dipasangkan.

Perubahan besar-besaran dilakukan pada turret dan lambung untuk mengakomodasi meriam kaliber 100 mm.

Bagian tengah menara, yang menampung mantel senjata dan palka komandan dan penembak, tetap tidak berubah.

Sebaliknya, bagian depan dan belakang turret direkonstruksi menggunakan pelindung antipeluru. Meriam juga dilengkapi dengan ejector dan rem moncong baru.

Selain itu, interior BTR-60 turut mengalami perubahan signifikan dengan penghapusan semua peralatan navigasi dan konfigurasi ulang komponen logistik secara menyeluruh.

Sementara, panel lapis baja baru ditambahkan ke bagian bawah sisi untuk menutupi celah di antara roda.

Sebagai hasil dari transformasi ini, BTR-100 dipersenjatai dengan meriam D-10T-TS2 100 mm dan dua senapan mesin, termasuk senapan mesin koaksial PKT 7,62 mm dan senapan mesin DShKT 12,7 mm.

Berbeda dengan BTR-60 asli, BTR-100 tidak bersifat amfibi, kemungkinan karena bobotnya yang bertambah, namun sangat mobile dibandingkan dengan tank T-55.

Tank ini diperkirakan beratnya 18-20 ton, tidak memiliki lapis baja antipeluru tambahan, dan biasanya membutuhkan empat awak.

Meskipun jenis mesin spesifiknya masih belum terkonfirmasi, beberapa pihak berspekulasi bahwa BTR-100 mengadopsi mesin diesel buatan Barat, kemungkinan besar berasal dari truk komersial.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *