Israel pamer bom GBU-31 (Mk-84 JDAM) untuk meratakan Gaza, dunia tak bisa berbuat apa-apa

Israel memamerkan bom GBU-31 Mk-84 JDAM untuk menghancurkan gaza_ Airspace ReviewIstimewa
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Militer Israel melalui salah satu video yang beredar di dunia maya memamerkan stok bom udara ke darat dalam jumlah melimpah.

Bom yang disinyalir sebagai GBU-31(V)1/B tersebut merupakan seri bom Mk-84 yang dilengkapi dengan kit panduan JDAM (Joint Direct Attack Munition).

Bom tersebut merupakan bom penetrasi yang diperkeras. Bom dengan berat 2.000 pon (907,2 kg) ini menyasar targetnya dengan panduan inersia terintegrasi serta penerima GPS.

GBU-31(V)1/B selain dimiliki Israel, juga digunakan oleh Angkatan Udara AS (USAF). Beragam pesawat dapat membawa bom ini, termasuk F-15E Strike Eagle, F-16 Fighting Falcon, F-35 Lightning II, A-10 Thunderbolt II, dan juga oleh pembom strategis seperti B-1B Lancer, B-2A Spirit, dan B-52 Stratofortress.

GBU-31 merupakan salah satu dari sekian jenis bom yang digunakan Angkatan Pertahanan Israel (IDF) dalam mengebom Jalur Gaza.

Sejak pengeboman terhadap Gaza dilakukan oleh Israel pada 8 Oktober, hingga 12 Oktober Israel menyatakan sebanyak 6.000 buah bom dengan bobot lebih dari 4.000 ton telah dijatuhkan di Gaza. Lebih dari 1.400 orang dari pihak Palestina dinyatakan tewas akibat serangan udara tersebut.

Di pihak Israel, dikatakan setidaknya 1.300 orang tewas akibat serangan militan Hamas Palestina.

Saat ini Israel dilaporkan telah melakukan pengepungan total terhadap Gaza. Isarel memutus akses Jalur Gaza terhadap makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar, ketika pasukannya bersiap menghadapi kemungkinan serangan darat.

Warga Gaza telah kehilangan tempat tinggal akibat pengeboman.

Kantor kemanusiaan PBB mengatakan, pemboman Israel di Gaza telah meratakan lebih dari 1.000 rumah sejak hari Sabtu, sementara 560 unit rumah lainnya rusak parah dan tidak dapat dihuni.

Lebih dari 12.600 rumah mengalami kerusakan akibat serangan udara Israel, kata badan tersebut, lapor Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).

Dikatakan bahwa berkurangnya pasokan air karena Israel memperketat pengepungannya di Jalur Gaza telah mengakibatkan kekurangan air yang parah bagi lebih dari 650.000 orang, lapor Aljazeera.

Sistem pembuangan limbah telah dihancurkan, tambah OCHA, sehingga membuang air limbah yang berbau busuk ke jalan-jalan dan menimbulkan bahaya kesehatan.

Serangan udara Israel telah membuat kuburan di Gaza berbahaya untuk dijangkau sehingga keluarga yang berkabung menguburkan jenazah mereka di kuburan informal yang digali di lahan kosong.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan sistem kesehatan Gaza, yang sudah mencapai batas maksimalnya karena blokade selama 16 tahun, berada di ambang kehancuran total.

Satu-satunya pembangkit listrik di daerah kantong tersebut terpaksa ditutup pada hari Rabu setelah kehabisan bahan bakar.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan, rumah sakit di Gaza berisiko berubah menjadi kamar mayat ketika warga sipil yang terluka parah, termasuk bayi, dilarikan ke bangsal yang penuh sesak, di mana tempat tidur dan persediaan medis hampir habis.

OCHA mengatakan seluruh 13 rumah sakit di wilayah tersebut hanya beroperasi sebagian karena kekurangan bahan bakar dan pasokan medis yang sangat penting.

Israel pada hari Kamis mengatakan tidak akan ada pengecualian kemanusiaan dalam pengepungannya di Gaza sampai semua sandera dibebaskan oleh Hamas.

Menyaksikan serangan udara Israel yang masif terhadap fasilitas-fasilitas sipil, banyak yang menilai dunia tampak tak berdaya.

Sebaliknya, AS menyatakan dukungan mendukung Israel dan berjanji akan memberikan bantuan militer yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan Israel. Langkah ini diikuti negara-negara sekutunya seperti Inggris, Prancis, dan Jerman.

Sementara Rusia, Iran, China, Korea Utara menyatakan dukungannya terhadap Palestina dan mengecam tindakan Israel.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *