Jenderal Charles Q. Brown Jr. dikukuhkan menjadi Ketua Kepala Staf Gabungan

Jenderal-Charles-Quinton-Brown-Jr.USAF

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Senat AS pada hari Rabu mengukuhkan Kepala Staf Angkatan Udara AS (USAF) Jenderal Charles Q. Brown, Jr., sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan AS.

Hal itu dicapai setelah melalui pemungutan suara di parlemen dengan skor mayoritas suara 83-11 untuk Brown.

Sebelum menjadi Kepala Staf USAF, Brown pernah mengemban tugas sebagai Panglima Angkatan Udara Pasifik.

Pada tahun 2020, Brown terpilih oleh majalah Time dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia.

Brown akan menggantikan Jenderal Mark Milley sebagai Ketua Kepala Staf Gabungan ke-21 dan mengemban tugas tersebut setelah pengukuhan jabatan tersebut pada 20 September 2023.

Charles Quinton Brown Jr. lahir pada tahun 1962 dari keluarga militer di San Antonio, Texas.

Ayah Brown bertugas selama 30 tahun di Angkatan Darat AS (US Army) dengan pangkat terakhir Kolonel.

Sementara kakeknya, Robert E. Brown, merupakan tentara AS dalam Perang Dunia II dan bertugas di Teater Pasifik di Hawaii dan Saipan.

Brown lulus pada tahun 1980 dari Homer L. Ferguson High School di Newport News, Virginia. Kemudian ia melanjutkan ke Texas Tech University di Lubbock dengan gelar Bachelor of Science di bidang Teknik Sipil.

Ia juga lulusan terkemuka dari Korps Pelatihan Perwira Cadangan Angkatan Udara. Dia bergabung dengan persaudaraan Alpha Phi Alpha cabang Eta Upsilon.

Pada tahun 1994, saat bertugas di Angkatan Udara, Brown memperoleh gelar master di bidang ilmu penerbangan dari Embry-Riddle Aeronautical University, di Daytona Beach, Florida.

Brown mulai meniti karier di USAF sebagai Letnan Dua pada tahun 1984 setelah menyelesaikan program ROTC (Reserve Officers’ Training Corps).

Sekilas mengenai ROTC, ini adalah program USAF untuk menghasilkan pemimpin Angkatan Udara dan membangun warga negara yang lebih baik bagi Amerika. Program ini ditawarkan di lebih dari 1.100 kampus perguruan tinggi dan universitas di seluruh Amerika Serikat.

ROTC Angkatan Udara menawarkan program empat tahun dan program tiga tahun, keduanya berdasarkan kebutuhan Angkatan Udara dan dipimpin oleh perwira aktif Angkatan Udara.

Kursus-kursus tersebut merupakan campuran dari kelas-kelas perguruan tinggi biasa dan kurikulum ROTC Angkatan Udara, yang mencakup segala hal mulai dari studi kepemimpinan hingga teknik tempur. Setelah selesai, seorang siswa memasuki Angkatan Udara sebagai perwira.

Komandan Skadron F-16

Di USAF Brown menjadi pilot dan instruktur pilot di pesawat F-16. Tercatat ia mengumpulkan lebih dari 3.000 jam terbang di F-16 di mana 130 jam di antaranya dijalani dalam pertempuran.

Brown pernah menjadi komandan skadron di Wing Tempur ke-8 “Wolf Pack” di Pangkalan Angkatan Udara Kunsan, Korea Selatan.

Ia kemudian menjadi Komandan Wing Tempur ke-31 di Pangkalan Angkatan Udara Aviano di Italia.

Pangkat bintang satu diraih Brown pada Juni 2009. Pada Mei 2013, Brown dipromosikan menjadi Mayor Jenderal ketika sebagai Wakil Komandan Komando Pusat Angkatan Udara AS.

Pada bulan Maret 2014 ia diangkat sebagai Direktur Operasi, Pencegahan Strategis, dan Integrasi Nuklir Angkatan Udara AS di Eropa – Angkatan Udara Afrika yang bermarkas di Pangkalan Angkatan Udara Ramstein, Jerman.

Pada bulan Juni 2015, Brown menerima pangkat Letnan Jenderal saat ditunjuk sebagai Panglima Komando Pusat Angkatan Udara Amerika Serikat (USAFCENT).

Pada bulan Juli 2016 ia diangkat sebagai Wakil Komandan Komando Pusat AS.

Pada Juli 2018, Brown dinominasikan untuk menggantikan Jenderal Terrence J. O’Shaughnessy sebagai Panglima Angkatan Udara Pasifik.

Brown selanjutnya mendapatkan bintang empat Jenderal Angkatan Udara sebagai sebagai Panglima PACAF, sebelum menjadi Kepala Staf USAF dan kini Ketua Kepala Staf Gabungan AS.

-RNS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *