AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Denmark pada 14 September 2023 telah menerima kelompok pertama yang terdiri dari empat pesawat tempur siluman F-35 dari total 27 yang dipesan senilai 2,2 miliar dolar AS.
Keempat pesawat mendarat di Pangkalan Udara Skrydstrup (Flyvestation Skrydstrup), Denmark disaksikan Menteri Pertahanan Denmar Troels Lund Poulsen.
Sebelumnya pesawat digunakan utuk pelatihan pilot Angkatan Udara Kerajaan Denmark (RDAF) di Luke AFB, Arizona.
“Ini adalah hari yang sangat istimewa bagi Denmark, dan ini merupakan penguatan penting angkatan udara dan pertahanan Denmark dengan pesawat modern,” tulis Kementerian Pertahanan Denmark di media sosial X.
Kedatangan F-35 di Denmark terjadi dua tahun setelah Kementerian Pertahanan Denmark (MoD) menerima F-35A pertamanya dari Lockheed Martin dengan nomor seri L-001 pada April 2021.
Saat itu serah terima resmi pesawat pertama dilaksanakan di fasilitas produksi Lockheed Martin di Fort Worth, Texas.
Denmark merupakan negara mitra dalam program F-35 global. Denmark memesan 27 F-35 di mana sebagian pesawat akan ditempatkan di AS untuk pelatihan pilot Angkatan Udara Denmark.
Seluruh pesawat dijadwalkan akan dikirimkan oleh Lockheed Martin hingga tahun 2027.
Dengan menempatkan beberapa pesawat di Pangkalan Angkatan Udara Luke, Denmark dapat berkolaborasi secara efisien bersama mitra sekutunya.
Sebagai anggota NATO, Denmark telah membeli pesawat buatan AS untuk memodernisasi armada F-16 yang sudah tua. Beberapa F-16 tua tersebut akan disumbangkan ke Ukraina.
Pada bulan Agustus, Denmark dan Belanda mengumumkan niat mereka untuk menyumbangkan pesawat F-16 ke Ukraina.
Sementara itu, corak F-35 Angkatan Udara Kerajaan Denmark, seperti milik operator pesawat tempur siluman global lainnya, sebagian besar mengadopsi skema warna abu-abu dengan visibilitas rendah.
Namun demikian, F-35 Denmark adalah yang pertama menggunakan roundel berwarna dan bendera nasional Dannebrog.
Kolonel Jan Dam, Kepala Staf Komando Udara RDAF menjelaskan, ada dua faktor utama yang mempengaruhi pilihan desain tersebut.
Pertama, agar pesawat tersebut dikenali ketika dijajarkan di landasan pacu bersama F-35 dari negara lain.
Alasan kedua, hal ini dimaksudkan untuk menyampaikan pesan simbolis bahwa jet tempur ini bukan hanya milik Angkatan Bersenjata atau RDAF, melainkan milik masyarakat Denmark.
-RNS-