AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia telah mengungkapkan sistem SPATM (Self-Propelled Anti-Tank Missile System) mutakhir yang dirancang khusus untuk pasukan marinir.
Sistem ini didasarkan pada sasis kendaraan lapis baja pengangkut personel BT-3F yang dipasangi dua peluncur rudal antitank Kornet-E.
Sistem rudal antitank mobile ini dikembangkan untuk menargetkan kendaraan lapis baja lawan, benteng pertahanan, termasuk juga target non-lapis baja.
Sistem ini dibekali panduan rudal semi-otomatis, menggunakan penargetan laser. Munisi rudal dengan muatan berbentuk fragmentasi, dan hulu ledak termobarik.
Kornet-E menawarkan hulu ledak tandem 152 mm yang memungkinkannya menembus armor musuh secara efektif, bahkan yang dilapisi Explosive Reactive Armor (ERA) sekalipun.
Dengan perkiraan kemampuan penetrasi 1.000 hingga 1.200 mm Rolled Homogeneous Armor (RHA) setelah ERA. Lalu kemampuan menembus beton hingga 3 hingga 3,5 m.
Pada siang hari, jangkauan tembak Kornet-E mulai dari 100 m hingga 5.500 m, dengan kecepatan luncur mencapai 250 m/detik.
Untuk spesifikasinya, Kornet-E memiliki berat 29 kg termasuk wadahnya, panjang total misil 110 cm dan berdiameter 16 cm, sedangkan panjang tabungnya 120 cm.
Sementara untuk BT -3F, merupakan pengangkut personel lapis baja serbaguna, yang semula dirancang bersama oleh Rusia dan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan Korps Marinir TNI AL.
BT-3F mampu mnelaju dengan kecepatan maksimum di jalan datar 70 km/jam. Jangkauan operasional sekitar 600 km.
Kendaraan tempur berkemampuan amfibi penuh ini memiliki dimensi panjang 7 m, lebar 3,3 m, dan tinggi 3 m.
-RBS-