Rusia ancam gunakan senjata yang setimpal jika AS memberikan bom cluster ke Ukraina

Bom Cluster_ airspace reviewIstimewa
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Rusia telah memberikan peringatan keras, akan menanggapi dengan senjata yang setimpal jika Amerika Serikat (AS) memasok bom cluster ke Ukraina.

“Jika AS memasok bom cluster ke Ukraina, militer Rusia akan terpaksa menggunakan senjata yang memadai untuk menanggapi pasukan Ukraina,” kata Menteri Pertahanan Rusia Shoigu kepada wartawan saat mengunjungi pabrik pertahanan di Tatarstan pada 11 Juli.

Boeing_contoh2

Shoigu menekankan, Rusia juga memiliki bom cluster, bahkan lebih efektif daripada senjata milik AS dengan jangkauan yang lebih luas dan pilihan jenis yang lebih beragam.

Ditambahkan, Militer Rusia telah menyiapkan langkah-langkah untuk melindungi pasukannya dari bom cluster AS di Ukraina.

Sebelumnya, Gedung Putih dan Pentagon mengonfirmasi pada 7 Juli bahwa AS akan memberikan bom cluster ke Ukraina dalam paket bantuan militer baru senilai 800 juta dolar.

Diwartakan oleh Military Cognizance (12/7), Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa rencana untuk memasok bom cluster ke Ukraina disetujui setelah diskusi dan konsultasi menyeluruh oleh pemerintahan Presiden Joe Biden dengan Kongres dan negara Sekutunya. Serta berdasarkan situasi aktual di medan perang Ukraina.

Ditekankan bahwa Ukraina telah berkomitmen akan menggunakan senjata ini dengan hati-hati untuk meminimalkan risiko bagi warga sipil.

Mengenai bom cluster atau populer sebagai bom tandan atau bom curah, ini adalah senjata peledak yang dijatuhkan dari udara atau diluncurkan/ditembakkan dari darat yang dapat melepaskan atau mengeluarkan submunisi yang lebih kecil.

Umumnya, bom cluster dirancang mengeluarkan bom peledak dalam jumlah banyak untuk membunuh personel dan menghancurkan kendaraan perang lawan dalam area yang luas..

Bom cluster jenis lainnya dirancang untuk menghancurkan landasan pacu atau jalur transmisi tenaga listrik lawan.

Karena bom cluster melepaskan banyak bom kecil di area yang luas, mereka menimbulkan risiko bagi warga sipil baik selama penyerangan maupun setelahnya.

Bom yang tidak meledak dapat membunuh atau melukai warga sipil dan/atau target yang tidak diinginkan lama setelah konflik berakhir, dan mahal untuk mencari dan memindahkannya.

Dimana tingkat kegagalan penggunaan setiap bom cluster ini berkisar antara 2 persen hingga 40 persen atau lebih.

Penggunaan bom cluster dilarang bagi negara-negara yang meratifikasi Konvensi Munisi Tandan yang diadopsi di Dublin, Irlandia, pada Mei 2008.

Konvensi mulai berlaku dan menjadi hukum internasional yang mengikat setelah negara-negara meratifikasi pada 1 Agustus 2010.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *