Boeing berbahagia, umumkan jet latih T-7A telah memperoleh Rilis Penerbangan Militer dari USAF

T-7A Red HawkBoeing
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Boeing berbahagia dengan mengumumkan tonggak sejarah baru jet latih T-7A Red Hawk yang dibuatnya. Pesawat ini telah mendapatkan sertifikasi Rilis Penerbangan Militer (Military Flight Release/MFR) dari Angkatan Udara AS (USAF).

Sertifikasi tersebut bermakna USAF telah mengizinkan penerbangan pertama pesawat tersebut dengan pilot militer.

Boeing_contoh2

Menurut perusahaan, keputusan itu diambil setelah panel kelaikan udara menilai potensi risiko penerbangan T-7A.

Dewan menegaskan bahwa semua proses kelaikudaraan T-7A telah dipenuhi. Pesawat diizinkan untuk melakukan operasi penerbangan dan uji coba.

T-7A pertama kali diluncurkan pada tahun 2022. Pesawat ini dirancang secara digital sepenuhnya dan dibangun menggunakan manufaktur canggih serta teknologi rekayasa modern.

Pesaat akan menggantikan T-38 Talon milik USAF yang sudah menua. T-7A disiapkan untuk melatih para calon penerbang pesawat tempur generasi keempat dan kelima.

Terlepas dari sertifikasi tersebut, produksi T-7A masih menghadapi penundaan dua tahun karena masalah desain, terutama dengan sistem emergency escape pesawat.

Jadwal baru menyatakan, Red Hawk akan memasuki produksi pada tahun 2025 dan mencapai kemampuan operasional awal pada tahun 2027 – dua tahun di luar ekspektasi semula.

Sebelumnya pada 18 April lalu, Airspace Review memberitakan bahwa Jet Latih Lanjut Boeing T-7A Red Hawk masih mengalami sejumlah masalah sehingga produksi awal tingkat rendahnya (LRP) baru dapat dilaksanakan pada bulan Februari 2025.

Artinya, jet yang dikembangkan Boeing bersama Saab dari Swedia ini baru dapat diproduksi 6,5 tahun sejak Boeing memenangi kontrak awal penyediaan T-7A bari Angkatan Udara AS (USAF) tahun 2018 silam.

USAF menerangkan, mundurnya jadwal produksi T-7A diakibatkan oleh beberapa hal terkait keamanan pesawat yang belum selesai. Salah satunya adalah terkait masalah kursi lontarnya.

USAF menambahkan, pesawat pertama seri produksi baru dapat dikirimkan ke USAF paling cepat pada Desember 2025.

Penundaan produksi ini juga akan berakibat pada penundaan jadwal Kemampuan Operasional Awal (IOC) yang semula dijadwalkan pada tahun 2024. Kemungkinan besar, IOC baru dapat dicapai pada tahun 2026.

Dampak lainnya, USAF harus berinvestasi untuk memperpanjang masa pakai jet latih T-38 Talon yang telah digunakan selama 60 tahun.

T-38 Talon adalah pesawat yang akan segera dipensiunkan dan digantikan perannya oleh T-7A Red Hawk.

Akibat masalah tersebut, penggunaan T-38 harus diperpanjang. USAF pun harus mendanai modifikasi struktural T-38 dalam program Pacer Classic III bersama dengan peningkatan avionik pesawat.

USAF menggelontorkan 125,3 juta dolar AS untuk Tahun Anggaran 2024 terkait hal ini.

Seperti diketahui, USAF telah memilih T-7A Red Hawk sebagai jet latih lanjut pengganti T-38. Sebanyak 351 unit T-7A akan diakuisisi termasuk 46 unit simulatornya.

Dalam program terbarunya, USAF bahkan menyebut akan meningkatkan pesanan untuk T-7A Red Hawk hingga 475 unit.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *