Angkatan Bersenjata Jerman memesan selusin PzH 2000 SPH dari KMW

PzH 2000GERBEN VAN ES
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Bersenjata Jerman (Bundewswehr) secara resmi telah memesan selusin Panzerhaubitze 2000 baru (PzH 2000) 155 mm dari perusahaan pertahanan Jerman, Krauss-Maffei Wegmann (KMW).

Sebelumnya, Bundeswehr telah mengoperasikan 121 unit PzH 2000 yang menjadi tulang punggung kemampuan artileri medan Militer Jerman.

Boeing_contoh2

Sistem SPH (Self Propelled Howitzer) ini dikembangkan oleh perusahaan KMW pada kurun 1987-1996 dan mulai berdinas pertama untuk Militer Jerman tahun 1998.

Di zaman modern ini, PzH 2000 dikenal sebagai salah satu sistem artileri medan konvensional paling kuat yang pernah diproduksi.

Tingkat tembakan senjata ini sangat tinggi. Pada mode burst dapat menembakkan tiga peluru dalam sembilan detik atau sepuluh peluru dalam 56 detik pada mode normal.

Pengisian cangkang dilakukan secara otomatis. Dua operator dapat memuat 60 peluru dan mendorong muatan dalam waktu kurang dari 12 menit.

Jangkauan tembakan maksimumnya mencapai 30–36 km dengan peluru DM121 Boattail standar, sekitar 40–47 km dengan M1711 Base bleed dan 67 km dengan M2005 V-LAP.

Persenjataan utama PzH 2000 adalah Artileri Gun 155 mm L52. Sementara persenjataan sekunder berupa senapan mesin MG3 kaliber 7,62 mm. Kedua senjata ini dibuat oleh Rheinmetall.

Mengenai spesifikasinya, PzH 2000 memiliki bobot kisaran 56 – 61,5 ton. Berdimensi panjang 11,7 m, lebar 3,6 m dan tinggi 3,1 m.

Kendaraan digerakkan oleh mesin diesel MTU 881 Ka-500 berdaya 986 hp. Kecepatan maksimumnya di jalan datar 67 km/jam dengan jangkauan operasi sejauh 420 km.

Untuk mengoperasikannya dibutuhkan lima orang awak, terdiri dari komandan, pengemudi, penembak, dan dua pemuat munisi.

Mereka duduk dalam kabin lapis baja yang tahan tehadap peluru senapan mesin hingga kaliber 14,5 mm dan hantaman serpihan munisi artileri.

PzH 2000 sendiri telah mendapatkan cap battle proven. Yakni saat digunakan dalam Perang Afghanistan tahun 2001–2021.

Kemudian dalam invasi Rusia ke Ukraina 2022 saat digunakan oleh pasukan Ukraina hasil sumbangan dari Belanda dan Jerman.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *