Beli 18 FA-50 dari Korea Selatan, sebanyak 14 pesawat akan dirakit di Malaysia

FA-50 Fighting Eagle
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Di ajang Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) 2023 pada 23-27 Mei, Kementerian Pertahanan Malaysia menandatangani 40 perjanjian senilai 2,2 miliar USD.

Salah satu kontrak yang ditandatangani adalah pengadaan 18 unit Jet Tempur Ringan FA-50 Fighting Eagle Blok 20 buatan Korea Aerospace Industries (KAI) senilai 920 juta USD.

Boeing_contoh2

Angkatan Udara Malaysia (RMAF/TUDM) akan menggunakan jet ini untuk pelatihan tempur dan peran tempur ringan, tulis Kantor Berita Bernama.

Pada bulan Februari lalu, Malaysia telah memilih FA-50 sebagai pesawat tempur ringannya. Pengadaan ini mempunya opsi hingga 36 unit.

Dari LIMA 2023 dilaporkan, Kepala Eksekutif KAI Kang Goo-young menyatakan bahwa RMAF akan mulai menerima pesawat FA-50 Block 20 Fighting Eagle pada tahun 2026.

Dari 18 unit yang dibeli, empat unit akan dibangun sepenuhnya di Korea Selatan. Sementara 14 sisanya akan dibangun di Korea Selatan dan dirakit secara lokal di Malaysia.

Kang juga menyatakan pengadaan FA-50 oleh Malaysia ini membuka peluang untuk dibukanya MRO FA-50 di Malaysia.

Ditambahkan bahwa FA-50 Blok 20 akan datang ke Malaysia dengan radar Active Electronically Scanned Array (AESA), meskipun dia tidak mengidentifikasi model radarnya.

Seperti diketahui, LIG Nex1 Korea Selatan sedang mengembangkan radar AESA ESR-500A untuk FA-50.

Sementara Raytheon Technologies mengumumkan awal bulan ini bahwa radar PhantomStrike akan melengkapi FA-50.

FA-50 menjadi salah satu produk unggulan KAI yang saat ini penjualannya meningkat.

Pesawat yang dikembangkan dari basis Jet Latih T-50 Golden Eagle ini dikembangkan lebih lanjut dalam hal kemampuan membawa persenjataan. Pesawat juga dilengkapi dengan Tautan Data Taktis, Amunisi Terpandu Presisi, dan subsistem Perlindungan Diri.

Jet FA-50 pertama kali digunakan oleh Angkatan Udara Republik Korea (ROKAF) sejak tahun 2013.

Saat ini pesawat telah berhasil diekspor ke sejumlah negara seperti Filipina dan Polandia. Selain Malaysia yang sudah memastikan mengakuisisi FA-50, potensi besar lainnya juga sedang dinegosiasikan oleh Korea Selatan dengan Mesir yang bermaksud mengakuisisi FA-50 sebanyak 36-100 unit.

-Poetra-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *