AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Kehadiran pesawat tempur generasi kelima sebagai jet tempur berteknologi siluman telah menjadi simbol keperkasaan angkatan udara suatu negara. Salah satu negara yang sedang gencar menggalakkan program tersebut adalah India.
Demi menghadapi rivalnya dari Tiongkok dan Pakistan, Angkatan Udara India (IAF) terus meningkatkan kemampuannya. Peningkatan kekuatan secara masif itu terlihat pada program upgrade pesawat yang ada dan rencana memproduksi jet-jet tempur mutakhir dalam jumlah besar bekerja sama dengan negara lain.
Kerja sama untuk memiliki jet-jet tempur itu bahkan terus digeber meskipun India telah berhasil memproduksi jet tempur sendiri yaitu HAL (Hindustan Aeronautics Limited) Tejas dan melaksanakan program upgrade terhadap jet tempur Su-30MKI yang jumlahnya mencapai ratusan.
Tidak hanya itu, IAF juga terus mengupayakan terwujudnya jet-jet tempur generasi kelima, melalui HAL Fifth Generation Fighter Aircraft (FGFA) dan HAL Advanced Medium Combat Aircraft (AMCA).
Super Sukhoi 30
Program upgrade terhadap 272 pesawat Su-30MKI agar menjadi jet tempur yang kemudian dinamai Super Sukhoi 30 sebenarnya sudah dilaksanakan sejak tahun 2002, dengan peningkatan yang belum menyeluruh. Sebanyak 50 pesawat program upgrade ini digarap oleh Rusia, sedangkan 222 pesawat lainnya digarap oleh HAL dengan supervisi dan lisensi dari Rusia. Proyek penggarapan upgrade terhadap ratusan Su-30MKI yang digarap oleh HALdi India, dimulai sejak tahun 2004.
Dalam proses penggarapan program upgrade ini, di tahun 2012 India juga telah meningkatkan kemampuan jajaran Su-30MKI dengan memasang radar active electronically Scanned Array (AESA). Pemasangan radar AESA bekerja sama dengan Rusia (Phazotron Zhuk-AE) ini memungkinkan Su-30MKI bisa melacak sasaran di udara sebanyuak 30 target sekaligus dan menghancurkan sasaran secara bersamaan sebanyak enam target.
Pemasangan radar AESA tersebut jelas membuat kemampuan Su-30MKI makin berlipat ganda dibandingkan ketika masing mengoperasikan rdar pelacak sasaran konvensional yang bekerja secara mekanis.
Hingga tahun 2017 sejumlah Su-30MKI yang sudah selesai ditingkatkan kemampuannya, baik yang dikerjakan di Rusia maupun di India dan telah dioperasikan oleh IAF. Keunggulan Su-30MKI yang ditingkatkan menjadi Super Sukhoi 30 antara lain adalah pada kemampuannya menembakkan rudal buatan India, BrahMos. Sedangkan upgrade atau retrofit terhadap mesin Su-30MKI menggunakan mesin seperti yang digunakan oleh T-50 FAK FA (Su-57 Felon) membuat Super Sukhoi 30 lebih perkasa.
Kontrak upgrade Super Sukhoi bahkan terus diperbarui dan semakin agresif. Bekerja sama dengan Rusia, India berencana meng-upgrade lagi sebanyak 194 pesawat Super Sukhoi 30.
Komponen baru yang akan menjadikan Super Sukhoi berkemampuan seperti pesawat tempur generasi kelima antara lain radar pencari sasaran yang bisa memandu rudal jarak jauh, dilengkapi persenjataan berkecepatan supersonic berupa rudal jelajah, penerapan teknologi avionic canggih terkini, sistem perangkat lunak mutakhir, dan lainnya.
Untuk melancarkan program upgrade menjadi Super Sukhoi 30, India telah menganggarkan dana lebih dari 8 miliar dolar AS. Baik India maupun Rusia bersepakat dalam penggarapan Super Sukhoi 30 yang tiap komponen penggarapannya bersifat transfer of technology.
Meskipun program upgrade Super Sukhoi berbiaya besar, India berprinsip bahwa program ini tidak akan mengganggu proyek produksi pesawat siluman FGFA karena sudah mempunyai anggaran tersendiri.
Sebagai proyek jet tempur siluman yang dijagokan lebih unggul dibandingkan hasil upgrade Super Sukhoi 30, FGFA memiliki banyak kelebihan. Antara lain terletak pada persenjataannya yang disimpan di rak internal pesawat, perangkat perang elektronik yang sudah terintegrasi dengan sistem lainnya, kemampuan jelajah yang lebih jauh, desain pesawat yang mencerminkan spesifikasi pesawat siluman, dan lainnya.
Di satu sisi, para pengamat militer India sebenarnya mengkhawatirkan program produksi FGFA akan terganggu oleh program upgrade Super Sukhoi 30. Pasalnya, dari sisi pendanaan upgrade Super Sukhoi ini sebenarnya lebih mahal. Namun sekali lagi, pemerintah India menjamin proyek upgrade Super Sukhoi 30 tak akan berpengaruh kepada proyek FGFA yang berlinai lebih dari 25 miliar dolar AS.
Program FGFA
Persetujuan antara India dan Rusia bekerja sama menggarap FGFA sebenarnya telah dilakukan sejak tahun 2011. Kesepakatan finalnya adalah India akan mengucurkan dana sebesar 6 miliar dolar AS untuk mendorong program FGFA segera tergarap.
Akan tetapi, kendala dana justrul muncul dari Rusia dalam produksi T-50 PAK FA yang dijagokan mampu bertarung melawan jet tempur AS, F-35 Lightning II dan F-22 Raptor.
Akibat biaya produksi PAK FA yang telalu mahal itu, Kementerian Pertahanan Rusia hanya sanggup membeli satu lusin PAK FA. Baru kemudian muncul perintah dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melengkapi Angkatan Dirgantara Rusia (VKS) dengan 76 T-50 (Su-57) hingga tahun 2028.
Demi melancarkan produksi PAK FA, pemerintah India menggelontorkan bantuan senilai 5 miliar dolar AS. Namun karena ekonomi Rusia sedang memburuk kala itu, progress produksi PAK FA tetap terhambat.
Kendala serius juga menyusul muncul karena dalam salah satu tahap untuk melakukan pengetesan mesin T-50 timbul kebakaran. Rusia tidak menjelaskan kepada publik mengapa salah satu mesin PAK FA sampai terbakar. Akibat biaya produksi yang tinggi itu, india kemudian melakukan peninjauan ulang terhadap program kolaborasi produksi pesawat siluman bersama Rusia.
Sebenarnya India berharap jika program produksi PAK FA berjalan lancar akan turut mendorong progress penggarapan kerja sama pesawat siluman Rusia-India, baik untuk proyek Super Sukhoi 30 maupun FGFA.
Program Super Sukhoi 30 sejauh ini berlangsung dengan proses penyelesaian penggarapan pesawat dilaksanakan di India. Antara lain pemasangan mesin AL-41F1. Untuk penggarapan prototipe Super Sukhoi 30 , yang terbaru diberitakan India telah menyiapkan anggaran sebesar 4 miliar dolar AS untuk meng-upgrade 150 pesawat Su-30MKI. Tidak hanya komponen avionik dari luar, namun jIndia juga akan mengintegrasikan radar AESA buatan dalam negeri yaitu Uttam MK3.
India berharap program ini dapat berjalan dengan cepat untuk menghadapi Tiongkok yang bergerak cepat juga melakukan beragam pengembangan jet tempur siluman, J-20 dan J-35.
Jika Super Sukhoi 30 telah siap operasional, New Delhi menyebut akan memesan sedikitnya 200 pesawat ini untuk IAF demi melancarkan misi tempur masuk ke perbatasan Tiongkok-India. Tidak hanya itu, penggunaan Super Sukhoi juga ditargetkan bisa masuk jauh ke pedalaman Tiongkok lebih jauh.
Khusus untuk program produksi prototipe FGFA, setelah pihak Rusia dan India melakukan tinjauan ulang atas anggaran yang menggelembung, prototipe pesawat ini akan digarap secara besama dan saling menguntungkan. Khusus untuk prototipe FGFA India, prototipe pesawat ini mirip T-50 PAK FA berkursi ganda. Awalnya prototipe ini dijadwalkan sudah bisa selesai tahun 2017. Namun beragam permasalahan menyebabkan pengembangannya tertunda.
Jika program pengadaan jet tempur Super Sukhoi 30 dan FGFA AMCA terwujud, bisa dipastikan IAF akan semakin perkasa.
Kehadiran Super Sukhoi 30 yang sudah di-upgrade diharapkan mampu menghadapi Su-35 dan J-20 milik Tiongkok maupun F-16C/D Pakistan.
Kabar bahwa Angkatan Udara Tiongkok (PLAAF) telah mengoperasinalkan armada J-20 dalam jumlah yang tidak diketahui, mungkin puluhan unit, membuat India semakin tidak tenang. Tidak ada pilihan lain bagi India untuk segera mewujudkan pesawat tempur andal Super Sukhoi 30 dalam jumlah sesuai rencana serta segera mewujudkan AMCA.
Sambil menunggu proses ini berjalan, pada tahun 2016 India sudah menghitung untuk melakukan akuisisi 36 jet tempur Rafale dari Prancis. Pesawat tersebut pada tahun lalu telah datang semuanya . Ini merupakan perencanaan yang matang dari pemerintah India, karena dengan begitu India sudah punya jet tempur canggih dari Prancis untuk melengkapi Su-30MKI, maupun Super Sukhoi 30, dan AMCA.
Pengadaan Rafale kemungkinan juga akan dilanjutkan oleh Angkatan Laut India untuk menggantikan armada MiG-29 di kapal induk.
Amerika Serikat sebenarnya memberikan tawaran F-15EX juga kepada New Delhi setelah penawaran F-16 Viper khusus varian untuk IAF yakni F-21 kurang mendapatkan sambutan di Negeri Bollywood.
Apakah India juga akan mengakuisisi F-15EX? Bila iya, lengkap sudah India memiliki Super Sukhoi 30, Rafale, AMCA, dan F-15EX. Pesawat yang beragam, kemungkinan akan dimiliki oleh India bila semua tawaran jet tempur terbaru direalisasikan.
-JDN/WND-