Mengenal JL-9G, jet latih berbasis di kapal induk China

JL-9G
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pada 13 Desember 2003, prototipe pesawat latih JL-9 hasil rancang bangun perusahaan Guizhou mengudara untuk pertama kalinya.

JL-9 dikembangkan untuk bersaing dengan Hongdu JL-10 guna memenuhi persyaratan pesawat latih lanjut untuk Angkatan Udara China (PLAAF) dan Penerbangan Angkatan Laut China (PLANAF).

Airbus_contoh2

Guizhou juga memproduksi varian ekspor yang diberi kode FTC-2000 untuk peran latih lanjut dan FTC-2000G versi latih/tempur ringan.

Khusus untuk memenuhi kebutuhan AL China akan pesawat latih lanjut berbasis kapal induk, Guizhou melansir varian JL-9G yang diungkapkan pada 2011.

Varian JL-9G ini dirancang untuk lepas landas dari ski-jump dan pendaratan menggunakan kabel penahan dengan mengaitkan tailhook pada pesawat.

JL-9G telah mendapatkan modifikasi besar terutama untuk sistem roda pendaratan yang diperkuat dan sayap yang diperbesar.

Pada tahun 2014, dilaporkan selusin pesawat JL-9G telah memperkuat dinas Penerbangan AL China, selain itu juga mendapatkan 28 versi JL-9 standar untuk pelatihan berbasis darat.

Keluarga JL-9 ini didukung sebuah mesin turbo jet afterburning Guizhou Liyang WP-13F, dengan daya dorong kering 43,15 kN, dan 63,25 kN menggunakan afterburner.

Pesawat memiliki kinerja dengan kecepatan maksimum.1.100 km/jam dan ketinggian terbang hingga 16.000 m. Radius tempurnya 863 km dan terbang feri 2.400 km dengan tambahan tangki BBM eksternal.

Sebagai jet latih modern, keluarga JL-9 telah mengadopsi teknologi pulse doppler radar, IFF (identification friend or foe), EFIS (electronic flight instrument system), HOTAS (hands on throttle-and-stick) dan perangkat GPS/INS.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *