AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Guna menghadapi pertempuran melawan tank dari udara, selain mengandalkan helikopter serang Ka-52 dan Mi-28NM, Angkatan Udara Rusia juga memiliki jet khusus antitank yang dikembangkan berdasarkan jet serang Su-25 Grach (Benteng).
Varian tersebut adalah Su-25T (Tankovy) yang dibangun berbasis Su-25UB varian tandem yang diubah menjadi satu kursi. Kursi belakang dicopot dan diganti dengan perangkat avionik tambahan.
Su-25T memiliki kemampuan serangan segala cuaca dan malam. Nose cone yang diperbesar untuk menampung optik TV Shkval dan sistem pembidik laser dan penanda target Prichal.
Untuk operasi malam hari dengan cahaya redup, Su-25T dibekali sistem pod Merkuriy TV yang dapat dibawa di bawah badan pesawat.
Sebagai pemburu tank, Su-25T mengusung rudal anti tank Vikhr yang dipandu laser.
Senjata baru lainnya turut melengkapi, yaitu bom berpemandu TV KAB-500Kr dan Kh-25ML yang dipandu laser semi-aktif.
Sebanyak tiga prototipe Su-25T dibuat pada tahun 1983–1986, disusul delapan pesawat versi produksi tahun 1990.
Angkatan Udara Rusia sempat menurunkan Su-25T dalam perang Chechnya Pertama tahun 1994-1996 dan dinyatakan menuai hasil sempurna.
Namun demikian proyek pengembangan Su-25 menjadi Su-25T tidak berjalan mulus termasuk juga varian lanjutan Su-25TM (Su-39) karena dianggap terlalu canggih dan berbiaya mahal.
Sebagai pengganti diluncurkan program baru yang lebih ‘terjangkau’, dengan lahirnya varian Su-25SM (Stroyevoy Modernizirovannyi) yang mengadopsi teknologi dari Su-25T/Su-25TM.
Diketahui, saat ini Angkatan Udara Rusia masih mengoperasikan sekitar 192 keluarga jet serang yang dijuluki NATO sebagai Frogfoot ini.
Termasuk didalamnya 80 unit Su-25SM dan 25 varian tercanggih Su-25SM3.
-RBS-
Keren si…tapi buat Indonesia sama sekali ga efektif! Indonesia adalah negara kepulauan, sehingga ancaman terbesarnya adalah kapal perang maupun kapal selam…kalo tank belon segitunya!