MRL TRG-300 buatan Turkiye, gigi altileri Angkatan Darat Bangladesh

MLR TRG-300 BangladeshMoD

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sebagai bagian dari Forces Goal 2030, pemerintah Bangladesh memperkuat angkatan daratnya dengan beragam sistem persenjataan baru.

Forces Goal 2030 adalah sebuah program modernisasi yang diluncurkan Bangladesh pada tahun 2009 untuk merespons peningkatan kekuatan militer negara tetangga.

Angkatan Darat Bangladesh sangat menekankan pada perluasan daya tembak unit artilerinya.

Bangladesh telah mengakuisisi 49 unit MRL WS-22 122 mm dan 36 senjata self-propelled (SPG) Nora B-52 152 mm dari China.

Bangladesh juga mengakuisisi radar pencari artileri SLC-2 dan membeli 36 UAV pengintai taktis C4EYE dari Slovenia.

Pada tahun 2021 Angkatan Darat Bangladesh menerima sistem senjata paling ampuhnya dari Turkiye, yaitu peluncur roket ganda MRL TRG-300 Kasirga (Tiger) dengan jangkauan maksimum sekitar 120 km.

Sebanyak 18 TRG-300 MLR memasuki layanan Resimen 51 MLRS Angkatan Darat Bangladesh yang berbasis di Cantonment Savar dekat Dhaka, tulis portal Oryx.

Resimen MLRS 51 juga mengoperasikan 122 mm WS-22, dengan 40 roket 122mm yang dibawa menggunakan truk.

Roket 122 mm WS-22 menggabungkan panduan terminal inersia. Sisrtem ini dinilai lebih tepat daripada MRL 122 mm Grad biasa, dengan kemungkinan kesalahan sirkular (CEP) sekitar 30 meter.

MRL 122 mm WS-22 buatan China ini memiliki jangkauan tembakan 45 km.

Sementara TRG-300 Turkiye dapat menembakkan empat roket 300 mm sejauh 120 km (menggunakan hulu ledak 105 kg) atau sejauh 90 km (menggunakan hulu ledak 190 kg). Angka CEP-nya kurang dari 10 meter.

TRG-300 bukanlah jenis peralatan militer pertama yang diperoleh Bangladesh dari Türkiye.

Angkatan Darat Bangladesh saat ini mengoperasikan kendaraan mobilitas infanteri (IMV) Otokar Cobra I dan Cobra II yang diperoleh pada tahun 2000-an dan 2010-an. Kendaraan ini telah dikerahkan di sejumlah misi penjaga perdamaian.

Bangladesh juga mengoperasikan 9 APC RN-94 buatan Rumania-Turki yang dilengkapi fungsi sebagai ambulans.

Sementara itu, Bangladesh juga telah menyatakan minatnya pada UCAV Bayraktar TB2 dan sistem SAM Hisar-O, keduanya buatan Turkiye.

TRG-300 Bangladesh didasarkan pada sasis truk Rusia KamAZ-65224 6X6.

Kendaraan peluncur ini bersifat modular. Peluncur yang sama juga dapat digunakan untuk meluncurkan (memandu) roket 122 mm dan 230 mm hanya dengan menukar pod roket atau tabung peluncuran.

Roket berpemandu TRLG-122/230 juga dapat mencapai target yang ditentukan oleh UAV yang dilengkapi dengan penanda laser.

Sinergi dengan drone ini secara signifikan memperluas kemampuan yang sudah disediakan oleh TRG-300.

Türkiye, Azerbaijan, dan Uni Emirat Arab (UEA) adalah operator lain yang telah menggunakan TRG-300.

-JDN-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *