AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Udara Rusia telah mengerahkan pesawat MiG-31BM yang membawa rudal jarak jauh R-37M untuk bertempur di medan perang Ukraina.
Hal ini telah dikonfirmasi oleh Angkatan Udara Ukraina, yang menyebutkan Rusia telah mengirimkan jet tempur supersonik MiG-31BM dilengkapi rudal hipersonik itu, seperti diwartakan Military Cognizance pada 9 Desember.
Menurut Mayor Vadym Voroshilov, yang baru saja dianugerahi gelar Pahlawan Ukraina setelah pencapaiannya yang luar biasa dalam pertempuran udara pada 8 Desember, kombinasi jet tempur MiG-31BM dan rudal R-37M telah menimbulkan banyak tantangan bagi para pilot tempur dari Angkatan Udara Ukraina.
Menurut Mayor Voroshilov, sejak pecahnya konflik Rusia-Ukraina, MiG-31BM kerap dikenal sebagai pesawat serangan darat. Pesawat membawa rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal dan rudal anti radiasi Kh-58 UShKE.
Ditambahkan, MiG-31BM telah berulang kali mengguncang sistem pertahanan udara Ukraina dan menyebabkan kerusakan berat pada sasaran militer Kyiv.
Namun, dengan munculnya kembali MiG-31BM dengan bersenjatakan R-37M, secara bertahap jet yang dijuluki NATO sebagai Foxhound ini kembali ke peran utamanya sebagai pencegat (interceptor) di Angkatan Udara Rusia.
Di medan perang Ukraina, MiG-31BM akan menjalankan misi utama patroli udara dan melindungi pasukan darat Rusia dari ancaman jet-jet tempur dan drone serang Ukriana.
Sebelumnya, pada bulan November lalu, Angkatan Udara Rusia mengklaim MiG-31BM-nya berhasil menjatuhkan Su-24 Fencer Ukraina menggunakan misil R-37M.
Mengenai R-37M Vympel, rudal yang dijuluki NATO sebagai AA-13 Axehead ini, dianggap sebagai rudal pembunuh yang berkemampuan sangat mengesankan.
Rudal ini memiliki kecepatan lebih dari 7.400 km/jam (setara dengan 6 kali kecepatan suara). Jangkauan maksimumnya hingga 398 km, lebih jauh dari rudal AIM-54 Phoenix milik Angkatan Laut AS dengan jangkauan hanya 190 km.
R-37M menggunakan mesin bahan bakar padat yang disempurnakan dan dilengkapi dengan radar indikator target Agat 9M1103M-350. Radar ini mampu mendeteksi target pada jarak hingga 70 km dan mengunci target pada jarak 40 km.
Saat mendekati target, R-37M akan menyalakan panduan radar dan berakselerasi dengan cepat hingga kecepatan hipersonik, membuat musuhnya tidak dapat bereaksi.
Sementara MiG-31, telah muncul sejak era 1980-an yang digunakan Angkatan Udara Uni Soviet.
Pesawat dikembangkan lebih lanjut berdasarkan MiG-25, dengan mengalami banyak modernisasi untuk meningkatkan kemampuan tempurnya.
Versi MiG-31BM adalah versi upgrade terakhir, dengan meningkatkan kinerja radar dan sistem pengendalian tembakan untuk membantu jet tempur ini mendeteksi, melacak, dan menghancurkan target dengan lebih mudah.
Keunggulan lainnya dari MiG-31BM adalah kemampuan terbangnya hingga batas langit di ketinggian25.000 m dan berkecepatan maksimum 3.000 km/jam (Mach 2,83), menjadikannya sangat sulit dicegat oleh pesawat tempur musuh.
-RBS-