AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Lockheed Martin hingga November 2022 telah menyerahkan 865 unit jet tempur F-35 dan mencetak 1.810 pilot pesawat generasi kelima berkursi tunggal ini.
Sementara untuk teknisi F-35, telah berhasil dididik sebanyak 13.250 orang.
Secara akumulasi, F-35 telah membukukan 590.000 jam terbang dari 26 pangkalan yang mengoperasikan pesawat berjulukan Lightning II tersebut.
Sebanyak 16 negara telah mengoperasikan/memesan F-35, yaitu Amerika Serikat, Australia, Belgia, Denmark, Finlandia, Jerman, Israel, Italia, Jepang, Belanda, Norwegia, Polandia, Korea Selatan, Singapura, Swiss, dan Inggris.
Satu negara yang telah memesan F-35 dan mendidik pilotnya dibatalkan oleh AS yaitu Turki.
Sementara Uni Emirat Arab yang memesan 50 F-35, statusnya hingga saat ini masih ditunda oleh AS.
Prototipe F-35 mengudara pertama kali pada 15 Desember 2006.
F-35 dibuat oleh Lockheed Martin sebagai jet tempur siluman multiperan berkursi tunggal. Di Angkatan Udara AS (USAF), pesawat ini diproyeksikan untuk menggantikan peran F-16.
F-35 memiliki kemampuan peperangan elektronik dan kemampuan intelijen, pengawasan, dan pengintaian, selain sebagai pesawat tempur.
Lockheed Martin adalah kontraktor utama F-35, bersama dengan mitra utama Northrop Grumman dan BAE Systems mengembangkan F-35 dalam tiga varian utama, yaitu F-35A versi Angkatan Udara, F-35B versi Korps Marinir, dan F-35C versi Angkatan Laut.
X-35 sebagai prototipe F-35 terpilih pada 2001 dalam kompetisi JSF (Joint Strike Fighter) melawan X-32 yang dikembangkan oleh Boeing.
Pengembangan Program F-35 JSF pada prinsipnya didanai oleh Amerika Serikat dan dukungan dana tambahan dari negara-negara mitra yang tergabung dalam Program F-35 yakni Inggris Raya, Australia, Kanada, Italia, Norwegia, Denmark, Belanda, dan Turki.
Belakangan Turki telah dikeluarkan oleh AS dari Program F-35 karena Ankara membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia.
F-35 pertama kali memasuki layanan di Korps Marinir AS pada Juli 2015, yakni untuk varian F-35B.
Setahun kemudian pada 2016 F-35A mulai digunakan oleh USAF dan F-35C mulai digunakan oleh US Navy pada 2019.
F-35 pertama kali digunakan dalam pertempuran oleh Angkatan Udara Israel (IAF) pada tahun 2018.
AS berencana membeli 2.456 F-35 hingga tahun 2044 untuk mengisi kebutuhan USAF, US Navy, dan US Marince Corps.
F-35 juga dicanangkan menjadi kekuatan NATO hingga tahun 2070.
-KMZ-