AS baru berhasil mengekspor V-22 Osprey ke Jepang

MV-22B Osprey_JapanJGSDF

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sampai saat ini, di luar Amerika Serikat (AS), Jepang adalah satu-satunya negara asing pengguna keluarga V-22 Osprey buatan Bell/Boeing.

Jepang mulai memesan 5 MV-22B pada 2015, dengan dua pesawat pertama resmi digunakan oleh Pasukan Bela Diri Darat Jepang (JGSDF) sejak 6 November 2020.

Di luar Jepang, setidaknya ada tiga negara asing yang pernah mengajukan pembelian V-22 Osprey dan telah mendapatkan lampu hijau dari Paman Sam. Berikut ketiganya:

India

Tahun 2015, Pusat Penelitian Penerbangan India menunjukkan minat untuk memperoleh 4-6 unit V-22 untuk misi pasokan logistik dan penyebaran pasukan khusus di daerah perbatasan.

Angkatan Laut India juga mempelajari V-22 daripada E-2D sebagai pesawat peringatan dini dan kontrol udara (AEW&C) untuk menggantikan helicopter Kamov Ka-31 AEW yang berkemampuan jelajah terbatas.

Indonesia

Pada 6 Juli 2020, Departemen Luar Negeri AS mengumumkan bahwa mereka telah menyetujui kemungkinan Penjualan Militer Asing (FMS) ke Indonesia untuk delapan (8) MV-22 Blok C dan peralatan terkait dengan perkiraan biaya 2 miliar dolar.

Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan (DSCA) Departemen Pertahanan AS telah memberi tahu Kongres tentang kemungkinan penjualan MV-22 ini ke Indonesia (akan digunakan TNI AD).

Namun kabarnya, Jakarta telah membatalkan rencana pembelian MV-22 ini.

Israel

Pada 22 April 2013, sebuah perjanjian telah ditandatangani untuk penjualan enam (6) V-22 ke Angkatan Udara Israel.

Pada akhir 2016, Israel belum memesan V-22 dan malah tertarik untuk membeli helikopter CH-47 Chinook atau CH-53K.

Pada 2017, Israel telah membekukan evaluasinya terhadap V-22, lebih tertarik mengadopsi heli berat Sikorsky CH-53K.

V-22 Osprey Selayang Pandang

V-22 adalah pesawat yang mengadopsi teknologi tilt rotor pertama yang beroperasi dan diproduksi massal pertama di dunia.

Dirancang sebagai pesawat angkut militer serbaguna berkemampuan lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL) dan lepas landas dan mendarat pendek (STOL).

V-22 menggabungkan kemampuan tinggal landas ala helikopter konvensional dengan kinerja jelajah jauh dari ketinggian dan kecepatan terbang seperti pesawat turboprop.

Prototipe pertama V-22 berhasil terbang perdana pada 19 Maret 1989. Hingga saat ini lebih 400 unit V-22 berbagai varian telah berhasil dibuat.

Di AS, V-22 Osprey digunakan oleh tri matra militer, yang terdiri dari tiga varian utama. Pertama CV-22B, versi Angkatan Udara AS untuk Komando Operasi Khusus AS.

Varian kedua MV-22B untuk Korps Marinir AS, untuk menggantikan armada helikopter konvensional angkut berat CH-46E dan CH-53D.

Sementara varian ketiga.yakni CMV-22B untuk Angkatan Laut AS, dengan peran utama sebagai pesawat angkut serbaguna berbasis kapal induk.

Untuk karakteristiknya, V-22 diawaki 5 kru (pilot, kopilot dan satu insinyur penerbangan di tambah seorang loadmaster dan operator senjata).

Kapasitas angkutnya untuk 24 hingga 32 pasukan, dengan muatan kargo internal 9.070 kg atau kargo eksternal hingga 6.800 kg.

Sebagai penggerak, V-22 dibekali dua mesin turboprop Rolls-Royce T406-AD-400, masing-masing berdaya, 6.150 hp (4.590 kW).

Kecepatan maksimumnya.509 km/jam, dengan ketinggian terbang hingga 7.600 m, dan jangkaun operasi 1.628 km atau terbang feri 4.130 km.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *