Hanwha ingin menjadi Lockheed Martin-nya Korea Selatan

Hanwha DefenseHanwha
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Hanwha Group, perusahaan induk dari Hanwha Defense dan Hanwha Systems, bisa menjadi salah satu konglomerat pertahanan terbesar di dunia dengan memperoleh Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) dan Korea Aerospace Industries (KAI).

Dengan penggabungan ini, Hanwha ingin mewujudkan cita-citanya menjadi “Lockheed Martin” dari Korea Selatan, menurut pejabat industri.

Boeing_contoh2

Pada tanggal 26 September, Hanwha Group dan DSME menandatangani perjanjian tentatif untuk menginvestasikan dana 2 triliun won (1,4 miliar dolar AS) sebagai imbalan atas 49,3% saham dan hak manajemen di DSME.

Diketahui, Bank Pembangunan Korea (KDB) yang dikelola negara memiliki 55,7% saham di DSME. Jika Hanwha terpilih sebagai penawar akhir, KDB diperkirakan akan melihat sahamnya menyusut menjadi 28,2% saja.

KDB memang telah mencoba menjual saham Daewoo, sebagai bagian untuk mengatasi kelebihan kapasitas di sektor ini.

Ada upaya pengambil alihan DSME pada 2019 oleh pesaing dari Hanwha Group, yakni Hyundai Heavy Industries (HHI).

Namun upaya ini diserang veto Uni Eropa pada bulan Januari 2020, karena kekhawatiran bahwa kesepakatan akan menciptakan pembuat kapal terbesar di dunia, dan akan merusak persaingan.

Bila penggabungan ini terealisasi, Hanwha Group akan mengambil alih salah satu pembuat kapal terbesar di dunia.

Divisi Kapal Khusus DSME, yang bertanggung jawab untuk merancang dan membangun kapal perang dan kapal selam, juga akan berada di bawah kendali Hanwha Group.

Hal ini akan menambahkan sistem angkatan laut ke daftar portofolio pertahanannya yang terus berkembang.

Selain itu DSME, Korea Aerospace Industries (KAI) telah dilaporkan sebagai target akuisisi berikutnya oleh Hanwha Group.

Hanwha saat ini tidak memproduksi pesawat terbang, dan akuisisi KAI akan menyelesaikan ambisinya untuk menjadi ” Lockheed Martin dari Korea Selatan.”

KAI saat ini memproduksi dan mengembangkan berbagai macam pesawat, termasuk KT-1, FA-50, KF-21, serta helikopter KUH-1, dan LAH.

Sebagai pemegang saham terbesar KAI saat ini adalah Bank Ekspor-Impor Korea yang dikelola negara dengan saham 26,4 persen. Sebagai pemegang saham terbesar kedua adalah Layanan Pensiun Nasional dengan 10,3 persen.

Pemerintah Yoon saat ini telah berniat untuk merampingkan lembaga publik dengan menjual aset mereka, yang kemungkinan akan berarti pemegang saham terbesar KAI akan menjual saham mereka dalam waktu dekat.

Ada keraguan apakah Hanwha Group akan mampu membeli akuisisi KAI atau tidak, mengingat harus membayar utang atas nama DSME.

DSME sendiri melaporkan kerugian operasi 400 juta dolar AS pada paruh pertama tahun 2022.

Memperpanjang kerugian operasi sebesar 1,2 miliar dolar AS pada tahun 2021, menurut pengarsipan perusahaan.

Namun, ada rumor bahwa pemerintah telah memberikan izin Hanwha Group untuk memperoleh KAI dengan syarat bahwa ia mengambil alih divisi komersial dan kapal perang DSME.

Semula, Hanwha Group dilaporkan hanya tertarik pada divisi kapal perang pada awalnya.

Jika Hanwha Group memperoleh KAI juga, ini akan menjadikannya salah satu konglomerat pertahanan terbesar di dunia dan yang terbesar di Korea Selatan.

Hanwha Defense dan Hanwha Systems, yang berada di bawah Hanwha Group adalah salah satu perusahaan pertahanan terbesar Korea Selatan yang bertanggung jawab untuk manufaktur kendaraan lapis baja, sistem radar, dan amunisi berpemandu presisi.

-RBS-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *