Combat Freefall salah satu kemampuan prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir

Combat Freefall Yontaifib 1 MarinirKorps Marinir

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Beragam cara dan teknik tempur dilaksanakan untuk melakukan infiltrasi ke wilayah musuh. Salah satunya adalah dengan cara terjun tempur (Combat Freefall)

Infiltrasi melalui cara penerjunan biasa dilakukan pada malam hari agar tidak terdeteksi oleh musuh.

Penerjunan pun dilakukan dari suatu ketinggian yang cukup dan dirasa aman.

Untuk melakukan hal ini, tentu saja prajuritnya harus terlatih.

Ini pula yang dilakukan oleh segenap prajurit Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) 1 Marinir.

Sebanyak dua tim tempur dari Yontaifib 1 Marinir diterjunkan dari ketinggian 7.000 kaki dengan perlengkapan tempur perorangan lengkap.

Kegiatan penerjunan tempur menggunakan pesawat Cassa NC212 nomor registrasi U-6298 dari Skuadron 600 Wing Udara 1 Puspenerbal, Tanjungpinang.

Penerjunan dilaksanakan dengan lokasi droping zone (DZ) di Desa Sukaharja, Kecamatan Sukamakmur, Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (11/6) malam.

Dalam penerjunan ini pesawat diawaki oleh pilot Kapten Laut (P) Indra Permana P dan kopilot Lettu Laut (P) Avif Budi.

Komandan Yontaifib 1 Mar Letkol Marinir Jan Risa Romy U mengatakan, penerjunan tempur (junpur) malam bertujuan untuk lebih meningkatkan kerja sama hubungan tim yang baik dan mempunyai kemampuan teknis dan taktis dalam operasi darat dan operasi amfibi.

Kegiatan latihan ini ditinjau langsung oleh Komandan Pasmar 1 Brigjen TNI (Mar) Hermanto dan pejabat lainnya.

-Jaden-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *