KR-860 Krylya Rossii Lebih Besar dari A380, (Sayang) Batal Diproduksi

KR-860 Krylya rossiiRBTH/TASS
ROE

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Bukan Boeing 747-400 atau Airbus A380, pesawat berkabin penumpang dua tingkat terbesar sejagat. Melainkan KR-860 Krylya Rossii rancangan Biro Desain Sukhoi dari Rusia.

Sesuai namanya, Krylya Rossii yang berarti “Sayap Rusia” adalah pesawat yang akan dimanifestasikan sebagai simbol kekuatan penerbangan Rusia, negara dengan luas wilayah terbesar di sejagat di mana penerbangan dari satu wilayah ke wilayah lainnya membutuhkan waktu berjam-jam lamanya.

KR-860 mampu mengangkut maksimal 860 penumpang, lebih banyak dari kapasitas A380 yang maksimal dapat mengangkut 853 penumpang.

Berbeda dengan rancangan A380, bentuk KR-860 lebih menyerupai Boeing 747-400 dengan dek penumpang paling atas memanjang dari depan ke belakang. Sementara bagian hidung pesawatnya lebih menjulur ke depan, menyediakan kapasitas ruang kabin yang lebih banyak bagi penumpang.

Pengembangan KR-860 dilakukan di era 1990-an sebelum krisis ekonomi melanda Rusia dan sejumlah negara di dunia.

Sama seperti Airbus, di era itu Sukhoi memperkirakan bahwa pada abad ke-21, lalu lintas penumpang akan tumbuh 9-12 persen per tahun. Karena itu, pasar akan membutuhkan pesawat dua tingkat untuk mengangkut banyak penumpang sekaligus.

“Biro-biro (desain) di seluruh dunia tengah mengerjakan pesawat dua tingkat semacam itu. Amerika menciptakan seri Boeing 747, sementara Eropa mengembangkan Airbus A380. Pada akhir 1990-an, Sukhoi mengikuti tren ini dan tak mau ketinggalan ceruk baru pesawat dua tingkat untuk angkutan penumpang,” kata Alexei Vlasov, seorang pakar keselamatan penerbangan dikutip oleh RBTH.

Ahli penerbangan mengatakan, membuat pesawat penumpang double decker merupakan tren baru walau Boeing telah memulainya lebih dulu. Perusahaan pun memutuskan untuk mengikuti tren tersebut untuk meningkatkan levelnya.

Dibuatlah KR-860 dengan 12 kursi dalam satu baris di lantai bawah serta Sembilan kursi dalam satu baris di lantai atas. Bobot maksimal pesawat mencapai 650 ton.

Rentang sayap KR-88 mencapai 89 m, lebih panjang dari A380 yang

Lebar sayap burung besi ini mencapai 88 meter. Karena itu, pesawat ini membutuhkan ruang tambahan di landasan dan hanggar. Akhirnya, para perancang memutuskan untuk membuat sayapnya dapat dilipat dan mengurangi lebar sayap hingga 64 meter.

Pesawat dengan Panjang 80 m dilengkapi dengan empat mesin dan dapat terbang dengan kecepatan jelajah 1.000 km/jam. KR-860 mampu menempuh jarak hingga 15.000 km.

Semuanya memang tampak indah di atas kertas. Akan tetapi, pada akhirnya Sukhoi memutuskan untuk meninggalkan proyek tersebut. Pertanyaannya, mengapa proyek ini ditinggalkan?

Mahal dan tidak ada dukungan dari pemerintah

Walau sudah merancang pesawat yang akan dibuatnya, Sukhoi dalam perjalanannya menyadari bahwa untuk mewujudkan proyek ini harus membangun rantai produksi yang besar. Mulai dari mesin, badan pesawat, bengkel peralatan khusus dan lainnya yang tidak ada di Rusia selama tahun-tahun itu.

“Proyek semacam ini membutuhkan miliaran dolar dan Sukhoi tidak mampu membelinya saat itu,” cerita Vlasov.

Menurutnya, perusahaan tidak mungkin setuju memproduksi pesawat ini karena, pada awalnya, perusahaan tidak menerima subsidi dari pemerintah untuk pengembangan skala penuh. Itulah sebabnya proyek pesawat sipil terbesar di dunia ini ditinggalkan.

Di sisi yang lain, pesawat dua tingkat ternyata memunculkan persoalan tersendiri terkait dengan sisi ekonomisnya.

“Pesawat seperti itu seharusnya memecahkan masalah peningkatan lalu lintas penumpang secara drastis pada 1990-an. Namun, pada kenyataannya, mereka gagal karena pesawat-pesawat itu tidak ekonomis,” kata Vlasov.

Dikatakan, perawatan A380 dan B747 itu sangat mahal, sementara persiapan penerbangannya membutuhkan waktu lama.

“Tiap pesawat membutuhkan 2,5 jam untuk lepas landas. Anda harus mengeluarkan seluruh penumpang dari penerbangan terakhir, mengisi bahan bakar pesawat, memeriksa cairan, memuat bagasi baru, dan menaikkan penumpang baru. Itu semua membutuhkan banyak waktu. Sebagai perbandingan, prosedur serupa untuk pesawat (berkapasitas) 200 penumpang hanya membutuhkan waktu 40 menit saja. Sederhananya, memproduksi pesawat yang lebih kecil ternyata lebih ekonomis,” klaim sang ahli.

Berhentinya proyek KR-860 “Sayap Rusia” mungkin itu lebih baik bagi Rusia yang ekonominya terguncang selama beberapa masa. Bila dilanjutkan, masa depannya pun mungkin tak secerah yang dibayangkan.

A380 misalnya, yang kini produksinya harus disudahi karena maskapai-maskapai dunia yang memesannya pada akhirnya kelabakan mengoperasikan pesawat ini. Si Superjumbo dari Airbus itu harus mengakhiri riwayat operasionalnya hanya 15 tahun di beberapa maskapai.

-Jaden-

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *