AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Sejumlah maskapai penerbangan Rusia tetap menjalankan penerbangan ke negara-negara yang tidak dikenai sanksi oleh pihak Barat terkait agresi militer Rusia ke Ukraina yang kini masih berlangsung.
Para operator maskapai tersebut bahkah meminta izin tambahan untuk menerbangi negara-negara CIS, Asia, dan Afrika.
Hal ini dikatakan Badan Transportasi Udara Federal Rusia menjawab pertanyaan Interfax.
Di antara izin penerbangan yang diminta adalah dari kota-kota Rusia ke Azerbaijan, Armenia, Belarus, Kazakhstan, Tajikistan, Uzbekistan, Kirgistan, Mesir, Israel, Indonesia, Yordania, Qatar, Cina, Lebanon, Mauritius, Malaysia, Maroko, Mongolia, UEA, Oman, Arab Saudi , Serbia, Tanzania, Thailand, Tunisia, Turki, dan Maladewa.
Pengajuan izin paling banyak diminta oleh AZUR air dengan beberapa armada pesawat Boeing yang dimilikinya.
Sementara itu seperti diberitakan AEX (17/3), Rossiya, Azimuth, dan Red Wing yang mengoperasikan Sukhoi Superjet 100 tidak dikenakan sanksi di luar negeri.
AZUR Air diminta menambah frekuensi penerbangan pada rute Moskow-Porlamar (Venezuela).
Sementara itu S7 dan Nordwind meminta izin masuk ke Jerman, yang sebenarnya tertutup bagi maskapai Rusia. Yakni untuk penerbangan ke Bremen, Paderborn, Dortmund, Nuremberg.
Aeroflot meminta izin dari Krasnoyarsk ke Bishkek dan Osh (Kyrgyzstan) dan dari Moskow ke Dalaman serta Bodrum Turki.
Setelah dimulainya operasi militer Federasi Rusia di Ukraina, otoritas penerbangan Uni Eropa, Inggris Raya, Kanada, dan Amerika Serikat menutup wilayah udara mereka untuk operator Rusia.
Lalu lintas udara di Federasi Rusia juga sebagian dibatasi. Badan Transportasi Udara Federal telah menutup 11 bandara di bagian tengah dan selatan negara itu hingga 20 Maret.
Pada 26 Februari, Uni Eropa juga memberlakukan sanksi yang melarang pasokan pesawat sipil dan suku cadang ke Rusia. Demikian juga dengan masalah perawatan dan asuransinya.
Selain itu, sanksi mewajibkan lessor untuk mengakhiri kontrak mereka yang ada dengan operator pada akhir Maret, sementara sebagian besar armada mereka adalah buatan Boeing dan Airbus.
Sejumlah maskapai Rusia, bagaimanapun, terus terbang ke negara-negara yang terbuka dengan menggunakan pesawat yang terkena sanksi itu.
Penerbangan ke luar negeri, berdasarkan rekomendasi dari Badan Transportasi Udara Federal, dapat dilanjutkan oleh pesawat produksi dalam negeri Rusia yang telah terdaftar, seperti Superjet 100 dan sejumlah kecil pesawat asing milik maskapai penerbangan, seperti AZUR air, UTair.
Saat ini hanya enam maskapai Rusia yang terus mengoperasikan penerbangan ke luar negeri, yakni ke Azerbaijan, Armenia, Belarusia, Kirgistan, Uni Emirat Arab, Tajikistan, Turki, dan Uzbekistan.
Frekuensi gabungan penerbangan mereka adalah sekitar 250 kali per minggu.
Untuk penerbangan ke luar negeri, sebanyak 147 termasuk menggunakan pesawat Superjet 100.
Penerbangan ke Rusia juga dioperasikan oleh 29 maskapai penerbangan dari Aljazair, Armenia, Bahrain, Belarusia, Venezuela, Israel, India, Irak, Kazakhstan, Qatar, Kirgistan, Maroko, Mongolia, UEA, Serbia, Suriah, Tajikistan, Turkmenistan, Turki, dan Uzbekistan.
-Jaden-

