AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Menurut informasi yang diterbitkan oleh TASS pada 30 Desember 2021, Pakistan telah memutuskan untuk membeli 25 jet tempur Chengdu J-10C dari China.
Pembelian ini dilakukan untuk mengimbangi kekuatan udara India setelah menerima sejumlah jet tempur multiperan Dassault Rafale dari Prancis.
Dengan pembelian J-10C ini, menjadikan Pakistan menjadi negara asing pertama pengguna jet canggih generasi 4,5 buatan Negeri Panda ini.
Chengdu J-10C adalah pesawat tempur bermesin tunggal, multiperan yang mampu beroperasi di segala cuaca. Pesawat dikonfigurasi dengan desain sayap delta dan ber-canard.
J-10C dibekali sistem kontrol penerbangan fly-by-wire (FBW).
Kokpitnya memiliki tiga liquid-crystal display (LCD), multi-function display (MFD), dan holographic head-up display (HUD) yang dikembangkan secara lokal.
Pesawat telah mengakomodasi active phased array airborne radar dan menggunakan mesin buatan lokal WS-10 menggantikan Lyulka-Saturnus AL-31 FN buatan Rusia.
Jet yang dijuluki NATO sebagai Firebird ini dipersenjatai dengan kanon tetap tunggal Gryazev-Shipunov GSh-23 dan tersedia total 11 gantungan senjata.
Di antara persenjataan yang bisa dibawa adalah rudal udara ke udara PL-10, PL-15, lalu rudal udara ke permukaan KD-88, YJ-91 dan bom berpemandu laser LT-2, bom luncur LS-6, GB3, GB2A, GB3A dan bom berpemandu satelit FT-1.
Dilaporkan sejak 2002, Chengdu telah memproduksi sebanyak 480 pesawat yang digunakan oleh Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF), 80 di antaranya adalah varian J-10C.
-RBS-