Army

AD Filipina akan terima jembatan taktis bergerak DBS dari WFEL Inggris

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Angkatan Darat Filipina (PA) telah membeli sejumlah peralatan mekanis Dry Support Bridges (DSB) dari produsen bridging systems terkemuka asal Inggris, WFEL.

WFEL menyebutkan, jembatan militer taktis ini diorder di bawah fase Horizon 2 dari Program Modernisasi Angkatan Bersenjata Filipina (AFP).

Mengutip MaxDefense Filipina, keputusan untuk memperoleh jembatan taktis bergerak ini setelah pengalaman Pertempuran Kota Marawi melawan teroris. Saat itu terasa, kurangnya jembatan bergerak memperlambat gerak pasukan keamanan Filipina.

Kendaraan DSB pesanan Filipina menggunakan platform truk kelas berat Rheinmetall MAN Military Vehicles (RMMV) berpenggerak 10X10.

Untuk mengoperasikannya hanya dibutuhkan delapan awak tentara. Diperlukan waktu kurang dari 90 menit untuk membentangkan jembatan di atas celah selebar 46 meter.

WFEL DSB memiliki klasifikasi beban militer 120 ton. Hal ini memungkinkan untuk mendukung pergerakan kendaraan militer berat termasuk tank tempur utama dan peralatan teknik lainnya di atasnya.

Jembatan bergerak WFEL DSB digunakan untuk misi penempatan pada jalur suplai utama di belakang area pertempuran langsung.

Sedangkan misi sekundernya untuk mendukung dan menjaga momentum serangan ketika pasukan menemukan rintangan air dan celah kering yang melebihi kemampuan aset penghubung penyerangan.

Sistem DSB pada dasarnya digunakan sebagai infrastruktur penghubung sementara untuk mendukung operasi militer. DSB juga dapat digunakan untuk operasi bantuan bencana alam.

WFEL

Sampai saat ini, hampir 200 sistem penghubung DSB telah dipasok oleh WFEL ke angkatan bersenjata di seluruh dunia. Di antara penggunanya adalah Angkatan Darat AS, Swiss, Australia, dan Turki.

WFEL DSB telah mendapatkan cap battle proven berulang kali. Antara lain dalam palagan di Irak dan Afghanistan.

DSB baru pesanan AD Filipina akan diproduksi di fasilitas produksi WFEL di Stockport, Inggris, dan akan dikirimkan pada 2023 mendatang.

Rangga Baswara Sawiyya

Rangga Baswara Sawiyya

Born of an air force family in Abdulrachman Saleh AFB, Malang. Fascinated with weaponry, automotive and action figures since childhood. The first article about the plane was published in HAI teen magazine when was being high school student. Wrote several articles about weaponry for Pikiran Rakyat newspaper and became a freelancer for Angkasa and Commando magazines from 2008 to 2017. Then joined Airspace Review and being as contributor for Langit Biru magazine since 2017

Recent Posts

Almaz-Antey dan Belarus menandatangani kontrak pemeliharaan sistem pertahanan udara, termasuk S-400 dan Tor-M2

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan udara dan antariksa Rusia, Almaz-Antey Aerospace Defense Concern, telah menandatangani…

1 hour ago

Inggris mengizinkan Turkiye untuk mengintegrasikan persenjataan buatan dalam negeri ke jet tempur Typhoon

AIRSPACE REVIEW - Akuisisi 20 unit jet tempur Eurofighter Typhoon oleh Turkiye, melalui kontrak senilai…

2 hours ago

Jet tempur KF-21 Boramae akan dilengkapi sistem IFF buatan BAE Systems

AIRSPACE REVIEW - BAE Systems telah menerima kontrak senilai 11 juta USD dari Korea Aerospace…

5 hours ago

Spanyol produksi kendaraan tempur FEROX 6X6, berdasarkan lisensi dari EDGE Group Uni Emirat Arab

AIRSPACE REVIEW - Perusahaan pertahanan Uni Emirat Arab (UEA) EDGE Group dan EM&E Group dari…

7 hours ago

Perluas kemampuan serangan jarak jauhnya, militer Estonia akuisisi K239 Chunmoo MLRS dari Korea Selatan

AIRSPACE REVIEW - Estonia dikabarkan mengakuisisi enam peluncur roket multilaras (MLRS) K239 Chunmoo dari Korea…

7 hours ago

Jepang mengakuisisi pesawat latih T-6 Texan II dari Textron, pengiriman dimulai tahun 2029

AIRSPACE REVIEW - Textron Aviation Defense (TAD) pada 21 Desember 2025 mengumumkan telah menyelesaikan perjanjian…

7 hours ago