Usai perpanjangan usia, Tornado Luftwaffe berumur 40 tahun kembali mengudara

Tornado Luftwaffe 43-42 terbang lagi setelah 40 tahunAndreas Zeitler/Airbus

AIRSPACE REVIEW (airspace-review.com) – Pembom tempur Panavia Tornado milik Angkatan Udara Jerman (Luftwaffe) dengan nomor “43+42” ini telah berusia pakai 40 tahun. Pesawat telah membukukan 5.400 jam terbang dan mendapat tekanan ketegangan selama 2.000 jam pada struktur bagian tengah badannya.

Pesawat yang dioperasikan oleh Skuadron 33 Angkatan Udara Taktis ini sebelumnya telah didaratkan (grounded) tahun 2017 karena berbahaya apabila diterbangkan.

Tornado “43+42” selain digunakan di Jerman, juga lama digunakan di Holloman AFB, AS untuk pelatihan pilot.

Untuk dapat menerbangkannya lagi, pesawat harus menjalani program perpanjangan usia pakai atau SLEP (Service Life Extension Program) terlebih dahulu.

Penerbangan terakhir “43+42” dilaksanakan pada 24 Mei 2017 ke fasilitas Airbus di Manching, Jerman, tempat dilaksanakan program SLEP untuk Tornado.

Di tempat tersebut, struktur pesawat diganti dengan yang baru atau hasil modifikasi dari komponen-komponen yang dibuat oleh Airbus.

Selain struktur, mesin juga dibongkar dan diganti sejumlah komponennya dengan yang baru.

Hanggar perawatan pesawat Airbus di Manching cukup besar, dapat menampung sekira 20 unit Tornado.

Baca Juga: Pria Ini Beli Panavia Tornado untuk Diparkir di Halaman Rumah

Tornado “43+42” merupakan unit pertama milik Luftwaffe yang menjalani SLEP. Pembongkaran pesawat dilakukan oleh enam teknisi dari Luftwaffe dan 14 teknisi dari Airbus. Proyek ini dikerjakan bersama oleh Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr) dan Airbus.

Pemesanan suku cadang dilakukan melalui kerja sama sipil-militer. Untuk bagian struktur, ada sekira 400 bagian yang harus diganti/direproduksi dan kemudian dipasang kembali.

Program SLEP Panavia TornadoDaniel Leussing/Bundeswehr

Semua pengerjaan modifikasi komponen, kata Sersan Lars König dari Luftwaffe, dilakukan menggunakan tangan. Mulai dari melepas kulit pesawat, panel, penyangga dan lainnya serta modifikasi komponen baru yang harus presisi dengan ukuran seperseratus milimeter.

Selain itu, alat-alat khusus juga dibuat. Misalnya rim untuk menghaluskan lubang, template untuk memindahkan semua lubang dari bagian lama ke bagian baru, dan sebagainya.

Bagian tengah badan pesawat juga dilepas di bagian kerangka penyangga. Dalam program ini sekitar 2.000 macam pengerjaan dilakukan oleh para teknisi dan insinyur.

Usia pakai bertambah hingga 8.000 jam terbang

Melalui program SLEP tersebut Tornado “43+42” dapat digunakan lagi hingga mencapai 8.000 jam terbang. Rencananya, Luftwaffe masih akan menggunakan armada Tornado hingga tahun 2030.

Menurut Kementerian Pertahanan Federal Jerman, sebanyak 85 Tornado dari total 357 unit yang pernah dimiliki akan tetap dioperasikan oleh Luftwaffe hingga akhir 2030.

Selain Tornado nomor “43+42”, pesawat Tornado kedua juga menjalani program perpanjangan usia pakai, yaitu nomor “45+14” dari Wing Angkatan Udara Taktis 51 “Immelman”.

“Pengalaman pengerjaan pada Tornado pertama, membuat pengerjaan pada Tornado kedua menjadi lebih cepat, yaitu hanya enam bulan saja,” kata König.

Tornado 43-42 LuftwaffeAirbus

Selain pengerjaan SLEP, di Manching juga terdapat Tornado yang lain yang sedang menjalani perawatan setiap 2.400 jam terbang.

Selain itu, ada salah satu peningkatan terakhir pada sistem operasi ASSTA 3.1 dengan komponen perangkat lunak dan perangkat keras baru.

Pesawat muda dengan sistem baru

König mengatakan, pesawat Tornado yang dibuat 40 tahun yang lalu, kini bukanlan pesawat tua.

Tornado juga selalu mendapatkan peningkatan dalam hal radar, sistem komunikasi, senjata, atau kinerja keseluruhan. Persawat bermesin ganda ini mendapatkan modernisasi sejauh ruang di pesawat dan teknologinya memungkinkan.

“Seorang penerbang dari tahun 1982, misalnya, tentu masih dapat menerbangkan pesawat ini. Tetapi tidak dapat lagi mengoperasikan sistemnya,” jelas König.

Panavia Tornado 43-42Daniel Leussing/Bundeswehr

Sekarang jet Tornado “43+42” yang telah diremajakan itu telah sudah landas lagi untuk pertama kalinya dan masih akan menjalani sejumlah pengujian.

“Pada pertengahan Maret dia akan kembali ke rumahnya di Büchel,” kata König.

Roni Sont

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *